PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memandang paham-paham intoleransi yang marak berkembang terutama di media sosial harus dihalau dengan ideologi bangsa Pancasila.
”Salah satu tantangan berkaitan dengan budaya luar yang masuk ke Indonesia yang mengancam toleransi antar masyarakat, paham-paham yang tidak menghargai pendapat orang lain,” kata Bupati Tiwi di Pendopo Dipokusumo, Minggu (23/06/24)
Tiwi berpandangan tindakan-tindakan intoleransi tersebut berkaitan dengan paham ekstrimisme dan paham radikalisme yang datang dari luar.
”Paham ini harus kita waspadai, karena sesungguhnya paham ini masuk ke Indonesia tujuannya adalah untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengganti ideologi Pancasila,” tegas Tiwi.
Tiwi mewaspadai jika paham tersebut sudah menyusup hingga masjid-masjid, kampus, sekolah hingga masuk ke dalam birokrasi. Yang maka dari itu di momen Bulan Pancasila ini bupati Tiwi fokus dalam meningkatkan dan mengingatkan kembali tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang berpegang pada dasar negara yaitu Pancasila.
”Oleh karenanya di momentum bulan pancasila ini banyak kegiatan sarasehan berkaitan pancasila yang kita lakukan dengan target sasaran yang berbeda beda, dari ASN, Pelajar, Pemuda dan Ormas yang ada di Kabupaten Purbalingga,” lanjut Tiwi.
Untuk diketahui, Sarasehan Kebangsaan ini diikuti 350 orang peserta dari berbagai organisasi pemuda di Purbalingga antara lain : Keluarga Besar Marhaenis (KBM), Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Karang Taruna, Para Mahasiswa UNPERBA, Purna Paskibraka tahun 2022 dan 2023 dan juga ASN PPPK.
Kegiatan ini diisi materi kepancasilaan oleh Dr. Iskatrinah M.Si (Pembantu Dekan II UNWIKU sekaligus mahasiswa BPIP), Dr. Kamson S.H., M.M., M.Pd (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPERBA) dan Supriyono S.Sos., M.Si (Ketua KBM Purbalingga). (an/komin)