PURBALINGGA, INFO – BKKBN membuat terobosan untuk mengidentifikasi kasus stunting secara dini dengan melakukan pendampingan keluarga. Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, dr. Yuliana pada acara Evaluasi Dan Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting di Hotel Braling Purbalingga, Kamis (17/11).
Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga, Sudono, Kepala Dinsosdaldukkbp3a, dan perwakilan puskesmas se-Purbalingga, Yuliana mengatakan pendampingan keluarga berkesinambungan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, bayi dua tahun (baduta), dan balita. Hal ini guna meminimalisir kasus stunting.
“Sehingga perlu kegiatan yang dinamakan Audit Kasus Stunting secara berkala agar mendapat rencana tindak lanjut penanganan yang tepat dan komprehensif,” katanya.
Wabup Purbalingga, Sudono menyampaikan prevelensi kasus stunting di Kabupaten Purbalingga selama beberapa tahun yang lalu telah mengalami penurunan. Pada tahun 2017 sebanyak 28,4%, tahun 2018 sebanyak 26,4%, tahun 2019 sebanyak 17,8%, tahun 2020 sebanyak 16,93%, dan tahun 2021 sebanyak 15,7%.
“Capaian ini tentu atas kerja keras kita semua yang didukung oleh seluruh elemen masyarakat Purbalingga, namun capaian ini masih perlu dilakukan upaya penurunan sebesar 1,7% agar dapat mencapai target nasional yaitu di angka 14%,” pungkasnya. (fph/kominfo)