PURBALINGGA, INFO–Wujud nyata toleransi umat beragama terlihat pada perayaan Natal Bersama  warga Perumahan Griya Abdi Kencana (GAK) RT 04/RW 09 Kelurahan Purbalingga Wetan, Kecamatan/Kabupaten Purbalingga.
Meskipun di wilayah  RT ini hanya ada   lima Kepala Keluarga (KK) yang beragama Kristen dan Katolik, namun seluruh  warga nyengkuyung atas pelaksanaan perayaan natal bersama, Jumat malam (3/1/2020) itu di halaman samping rumah Aries, salah seorang warga setempat yang beragama Islam.
Tidak ada sekat yang membedakan. Yang ada, malam itu warga RT setempat berkumpul bersama terdiri  laki-laki dan perempuan, anak-anak hingga dewasa, suku Jawa maupun Batak dan China, dan warga muslim, Kristen dan Katolik serta Konghucu yang ada di RT tersebut, berbaur jadi satu. Mereka ikut larut dalam suasana kegembiraan.
Ikut hadir sejak acara dimulai jam 08.00 WIB hingga  selesai sekitar pukul 23.00 WIB, tokoh muslim warga setempat yakni Kyai Santo,  dan sekitar 70 jiwa warga RT setempat.
Di tengah guyuran hujan lebat, acara berlangsung penuh kehangatan. Selain ada suguhan aneka makanan dan minuman, juga ada suguhan ansambel musik. Empat sekawan seusia SD dan SMP,terdiri Chealsea Aurelia Sugiarto, Mahadevi Bunga Purwatya Sakti, Amelia Zevanya, dan Katarina Devina Rahadian menampilkan kepiawaiannya memainkan alat musik biola.
Dua nama pertama, yakni Chelsi dan Bunga–demikian panggilan akrabnya–meski mengenakan jilbab, tampil penuh penghayatan bersama Amelia dan Devina memainkan biola, yang dipadu iringan organ dari Bayu. Mereka membawakan dua lagu instrumentalia, yakni Malam Kudus dan Selamat Hari Natal.
Tepuk tangan pun menambah suasana semakin marak, seusai mereka tampil.
“Inilah indahnya kebersamaan warga kami. Jangan biarkan kedamaian itu pergi,”  ujar Mahendra Yudi Krisna (40), ketua RT 04/RW 09  Perumahan Abdi Kencana, Kelurahan Purbalkingga Wetan, Purbalingga di awal sambutannya.
Mahendra Yudi Krisna mengatakan, tema perayaan natal di RT nya mengacu pada tema nasional dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan  Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), yakni Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang.
“Ini perayaan natal bertama yang diselenggarakan di RT kami. Ke depan, kami akan mengadakan acara natal bersma ini secara rutin. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat luas, bahwa kami hidup rukun, penuh kedamaian, gotong royong dan saling tolong menolong dalam kebersamaan,” ujar Mahendra Yudi.
Mahendra Yudi  menegaskan, di RT nya ada seksi kerohanian. Seksi ini bertugas menyelenggarakan kegiatan kerohanian, misalnya acara halalal bihalal, maulud nabi Muhammad SAW, perayaan natal bersama, Imlek dan kegiatan kerohanian lainnya.
“Kegiatan kerohanian tidak hanya untuk umat Islam  saja. Namun yang beragama lain juga kami perhatikan. Dan kami kan ada dana khas RT, yang kami gunakan untuk mendukung berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan kerohanian seperti ini,” ujar Mahendra Yudi.
Yang menarik, lanjut Mahendra Yudi, ketika ada tahlilan, misalnya menandai pindah rumah, kematian, kelahiran, warga Kristen dan katolik juga ikut hadir di rumah saudara yang tahlilan itu. Mereka mendoakan dengan caranya sendiri.
“Kami sangat mengapresiasi atas toleransi yang luar biasa di RT ini. Kami berharap, ke depan hal ini terus dijaga, jangan sampai  dirusak oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan,” tegas Mahendra Yudi
Sementara itu dalam kesempatan tersebut, tokoh umat Katolik warta RT setempat, Ignatius Iwan Setiawan menyampaikan 10 pesan natal dari  Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. Yakni jangan menggosip, makan harus habis, sediakan waktu untuk orang lain, belanjalah seperlunya, jumpailah orang miskin secara nyata,  dan berhentilah menghakimi orang lain.
Pesan lainnya, jadilah teman bagi orang yang tidak sepaham dengan kita, buatlah komitmen hidup langgeng seperti perkawinan, biasakanlah bertanya pada Tuhan, dan semoga kita semua berbahagia.
“Pesan ini universal, dan marilah kita renungi bersama,”  ujar Ignatius Iwan Setiawan. (PI-7)