PURBALINGGA – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto tengah dalam pengembangan untuk bertransformasi statusnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) di Kabupaten Purbalingga. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyambut baik dengan kehadiran universitas baru lagi di Purbalingga. Sebab hal tersebut sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Belajar dari Kabupaten Pekalongan, dimana salah satu cara untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah dengan menghadirkan perguruan-perguruan tinggi. Purbalingga pertumbuhan ekonominya saat ini baru 5,2%, target ke depan ketika ada universitas, bandara, paling tidak bisa 6%,” kata Bupati dalam acara Seminar Nasional Transformasi Kelembagan IAIN Purwokerto menuju UIN Prof KH Saifuddin Zuhri dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah.
Kahadiran kampus/perguruan tinggi, menurut Bupati akan memberikan dampak multiplier effect geliat ekonomi misalnya sektor percetakan, kost, warung makan, jasa dan lain sebagainya. Terlebih dengan kehadiran Bandara JB Soedirman, hal ini merupakan pilihan yang tepat bagi IAIN Purwokerto untuk mendirikan pusat kegiatan akademisnya di Purbalingga, karena akses dari berbagai penjuru menjadi lebih mudah.
Selain berbicara multiplier effect, tentu saja dengan kehadiran perguruan tinggi di Purbalingga akan memberikan dampak yang utama yakni peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Bupati menuturkan sektor pendidikan merupakan aspek penting mengingat pendidikan termasuk salah satu variable penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“IPM Purbalingga saat ini menempati urutan ke 27 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, karena rata-rata lama sekolah rendah, yakni 7 tahun. Bisa diasumsikan di Purbalingga rata-rata warganya hanya lulus kelas 1 SMP,” katanya.
Oleh karenannya masalah IPM khsusunya di sektor pendidikan masih menjadi PR. Dengan adanya perguruan tinggi akan lebih memotivasi anak sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Tercatat lulusan SMA/SMK/MA di Purbalingga kurang lebih ada 11.900 siswa per tahun.
“Prioritas pembangunan nasional di bawah pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin sat ini juga mengutamakan pembangunan SUmber Daya Manusia (SDM). Oleh karenannya kami di daerah wajib hukumnya menindaklanjuti,” katanya.
Sementara Itu Wakil Rektor IAIN Purwokerto, Dr H Ridwan MAg menyampaikan melalui paket regulasi Peraturan Pemerintah (PP) No 46 tahun 2019 tentang Pendidikan Tinggi Keagamaan terdapat mandat baru. Salah satunya bahwa Pendidikan Tinggi Keagamaan tidak hanya mengurusi ilmu agama.
“Akan tetapi adanya perluasan untuk ilmu eksakta, sains dan teknologi atau laboratorium kajian integrasi antara ilmu agama dengan sains. Iktiar alih status IAIN menjadi Universitas ini bagian dari pelaksanaan mandat tersebut,” imbunya.
Ia menuturkan upaya transformasi tersebut, rencanannya perguruan tinggi ini akan diberi nama UIN Prof KH Saifuddin Zuhri. Pihaknya mengaku pemberian nama tersebut sudah mendapatkan izin dan restu dari keluarga almarhum Prof KH Saifuddin Zuhri yang juga mantan Menteri Agama RI ke-10 ini.
Ia meyampaikan ada beberapa aspek penting dalam membangun UIN Prof KH Saifuddin Zuhri di Purbalingga. Mulai dari infrastruktur kampus, yang membutuhkan lahan minimal 25 Ha dan bahkan idealnya 50 Ha.
“Sisi signifikansi, kami juga telah membangun jejaring dengan multi-stakeholders, baik dengan Pemda, Ormas, Kelompok profesi, Asosiasi, Ponpes. Hingga ini menjadi keniscayaan agar semua kepentingan ini dapat dikawal bersama-sama,” katanya.(Gn/Humas)