PURBALINGGA, INFO – Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan merupakan salah satu desa yang terkenal dengan benang antih dan juga kain tenun Tumanggal. Kain tenun Tumanggal tidak hanya dikenal oleh warga Purbalingga melainkan sudah dijual sampai ke luar kota salah satunya Bali sebagai pasar utama kain tenun tumanggal.
Namun, adanya pandemi covid-19 sedikit menghambat pemasaran kain tumanggal khususnya ke Bali. Meskipun demikian, hal ini tidak menjadi penghalang bagi pengrajin benang antih dan penenun kain Tumanggal untuk tetap memproduksi kain.
Saat ini, sentra kain tenun Tumanggal sedang membuat aneka taplak yang akan dikirimkan ke Amerika. Tekstur dan bahannya yang unik membuat kain tumanggal digandrungi dan bisa menembus pasar Amerika.
“Di  saat pandemi sekarang ini penurunan omset sangat terasa karena Bali sebagai pasar utama kain tenun belum pulih,” kata Surati, Kepala Desa Tumanggal yang sekaligus generasi kedua pembuat benang antih, Rabu (5/8).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Purbalingga mendukung penuh produksi kain tenun Tumanggal. Bahkan sebelumnya, Dinkop UKM Purbalingga juga telah memberikan 6 paket alat tenun agar para pengrajin benang antih tidak perlu menenun kain tumanggal di Pekalongan.
Kepala Dinkop UKM Purbalingga, Budi Susetyo mengatakan Pemkab Purbalingga berupaya agar kain tenun tumanggal dapat dikreasikan menjadi kerajinan. Ia juga mengajak 10 pengrajin untuk melihat proses pembuatan kain tenun tumanggal agar bisa mengkreasikan menjadi kerajinan.
“Para pengrajin ini kami ajak dan kami motivasi agar bisa menciptakan aneka kerajinan berbahan dasar kain tenun tumanggal seperti tas, dompet, sepatu, pernak-pernik dan juga hantaran,” kata Budi saat Kegiatan Cipta Kreasi Kerajinan Khas Purbalingga Berbasis Kain Tenun Tumanggal di Desa Tumanggal, Rabu (5/8).
Dijelaskan pula, pihaknya juga akan mengajak para desainer Purbalingga yang tergabung dalam Asosiasi Fashion dan Desainer Purbalingga (Afdega) untuk bisa berkreasi membuat pakaian berbahan dasar kain Tumanggal. Dengan demikian, maka potensi kain tenun tumanggal ini akan lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat.
“Hasil-hasil karya crafter (pengrajin, Red) ini nantinya akan dipasarkan lewat grai Tuka-Tuku sehingga Purbalingga mempunyai ciri khas kerajinan berbahan dasar kain tenun Tumanggal,” pungkasnya. (PI-7)