Pawai karnaval dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 RI, diselenggarakan Senin (19/8). Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Drs Yonathan Eko Nugroho, M.Hum selaku ketua panitia pawai karnaval mengungkapkan, pawai diikuti oleh 104 kontingen dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer. Mereka berasal dari sekolah, komunitas masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perbankan, Kodim 0702, Lanud Wirasaba, Polres, PMI dan sejumlah peserta lainnya. ”Meski pendaftaran sudah kami tutup pada tanggal 15 Agustus, namun hingga Minggu (18/8) malam banyak kelompok yang berminat mengikutinya. Kami sarankan, silahkan mengikuti untuk memeriahkan karnaval,” ujar Yonathan disela-sela pawai.
Penampilan pawai karnaval beragam. Mulai dari yang tampil standar dengan berjalan kaki hingga yang tampil unik dengan kostumnya yang membuat tertawa. Wakil Bupati Sukento Ridho Marhaendrianto beserta jajaran Muspida menyambut setiap kelompok yang melewati panggung podium di alun-alun sisi Selatan.
Setelah komandan pawai Yonathan Eko Nugroho melaporkan persiapan pawai, pada barisan depan tampil pasukan pengibar bendera. Pasukan ini yang bertugas saat peringatan detik-detik proklamasi dan aubade di alun-alun, Sabtu (17/8). Penampilan berikutnya dari Tim Penggerak PKK Purbalingga. Dari Sekretariat Daerah (Setda) juga ikut ambil bagian. Setda menampilkan pawai odong-odong yang ditampilkan oleh Delapan Bagian di Setda. Setiap odong-odong bertuliskan tugas utama dari bagian itu. Seperti Bagian Humas Setda yang memajang tulisan ’Humas, Menjaga Citra Pemkab’.
Barisan Setda dengan baju Korpri dan keki juga ikut ambil bagian. Mereka membentangkan tulisan ucapan selamat dan sukses kepada Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko yang akan memimpin Jateng, dan tulisan untuk wabup Sukento yang akan meneruskan pemerintahan di Purbalingga.
Penampil lainnya, seperti PDI Perjuangan dengan atraksi menatik mobil dengan menggunakan gigi dan atraksi sirkus, kemudian ada paguyuban sepeda tua. Sejumlah wartawan juga ikut tergabung dalam paguyuban penggemar sepeda tua ini.
Yang tak kalah menarik, juga ada penampilan manusia rumput. Dengan tubuh ditutupi rumput dan wajah yang dicoreng arang, mereka menari-narik ditengah jalan. (Humas/y/Hr/Kmn)