PURBALINGGA, INFO- Kearifan lokal akan ditekankan dan diterapkan dalam percepatan dan penanganan Covid-19. Hal tersebut disampaikan kepala Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19, Doni Monardo saat memberikan sambutan pada rapat yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri), M. Tito Karnavian secara daring, Senin (10/8/2020) yang diikuti seluruh pemerintah daerah di Indonesia.
Doni mengatakan, wabah Covid-19 bukan merupakan wabah pertama yang dihadapi bangsa ini. Pada saat masa kolonial Belanda dulu atau tepatnya Maret 1918 hingga September 1919 lalu, wabah flu Spanyol juga sempat membuat gempar. Menurut Doni, dahulu pemerintah kolonial awalnya menerapkan aturan ketat agar penularan flu Spanyol tidak menyebar secara luas. Namun, akhirnya pemerintahan kolonial menerapkan kearifan lokal yang justru efektif menghadapi wabah.
“Dulu pemerintah kolonial menerapkan sosialisasi berbasis kearifan lokal dan dokumen yang ada membuktikan efektif. Perlu dicatat korban di Batavia dulu lebih banyak dibandingkan di Amsterdam bahkan mengurangi populasi Jawa hingga 13,3%”, kata Doni.
Doni mencontohkan dan mengapresiasi apa yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah dan Pemkot Surabaya yang telah menerapkan kearifan lokal dalam percepatan penanganan Covid-19. Di Jateng misalnya, tagline Jogo Tonggo menjadi populer dan dirasa efektif mengurangi persebaran Covid-19. Dari hal tersebut, dirinya mengajak pemerintah daerah lain melakukan hal serupa sesuai kearifal lokal yang ada di setiap daerah.
“Kami mengimbau dan mengajak Pemda lain untuk menerapkan hal serupa sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Dia menambahkan, opinion leader atau tokoh yang berpengaruh di suatu tempat dilibatkan dalam mensosialisasi protokol kesehatan. Dirinya juga mengajak agar lansia dan orang dengan komorbit seperti Jantung, diabetes dan lainnya mendapat perlindungan ekstra karena mereka akan sangat rentan terkena resiko dari Covid-19.
“Lansia dan orang dengan komorbit akan sangat rentan. Makanya kami mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk melindungi secara ekstra kelompok masyarakat yang ini,” imbuhnya.
Lomba Desa Aman Covid-19
Pada kesempatan tersebut juga dihadiri Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar yang memaparkan langkah Desa yang telah dilakukan dalam upaya menangani Covid-19. Sosialisasi hidup sehat, mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan sudah dilakukan lebih dari 50 ribu Desa yang ada di Indonesia.
“Desa juga telah menggelontorlan dana untuk masker walaupun tidak banyak. Makanya kami mendorong gerakan setengah miliar masker untuk warga dan kami libatkan PKK yang ada di Desa untuk membagikan masker lagi,” katanya.
Tak hanya itu, demi menggemakan kembali semangat melawan Covid-19, Mendes PDTT mengadakan lomba Desa aman Covid-19 dengan tujuan agar masyarakat menyadari pandemi belum berakhir. Selain itu, geliat roda ekonomi juga diharapkan bangkit karena inovasi dari lomba tersebut.
“Nanti ada insentif bagi yang menang dengan memperhatikan kriteria yang sudah kami terapkan,” ujarnya.
Penilaian juga memerhatikan asas keadilan misalnya Desa maju akan ditandingkan dengan Desa maju, Desa menuju maju juga ditandingkan dengan yang setipe serta Desa yang tertinggal juga ditandingkan dengan Desa yang memiliki kriteria yang sama.
“Kami akan adil. Yang maju dengan yang mau dan juga yang tertinggal otomatis head to headnya dengan yang kriterianya sama,” katanya.
Dalam rapat tersebut, Pemkab Purbalingga diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, R. Imam Wahyudi yang juga dihadiri kepala Dinpermasdes M. Najib dan ketua TP-PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Anas Sumaryo. (KP-4)