PURBALINGGA – Verliana Rizki, bocah berusia enam tahun harus menahan sakit yang dideritanya. Meski terkadang tertawa ceria, namun keceriaan itu tak sempurna akibat menderita penyakit hidrosefalus. Kelainan itu sudah sejak lahir. Praktis Verli, panggilannya tak bisa bermain dengan teman-teman sebayanya.
Verli merupakan anak kedua pasangan Suyoto (33) dan Supriyanti (32) warga RT 6 RW 21 Dukuh Pagelaran, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Purbalingga. Ny Supriyanti yang tidak memiliki mata pencaharian apapun, kini harus merawat dua anaknya bersama ayah tiri anak-anak, Teguh (29). Suami pertamanya, Suyoto sudah menceraikannya dan entah pergi kemana. Penderitaan itu harus dipikul Supriyanti sebelum menikah untuk kali kedua. Suaminya saat ini, Teguh juga menderita Tuna wicara.
“Saya ikhlas menerima keadaan ini semuanya. Saya akan merawat anak-anak saya semampu saya. Ini bukan cobaan, tetapi semua karena kehendak yang Maha Kuasa,” tutur Ny Supriyanti di rumahnya yang kecil dan hanya beralaskan tanah serta berdinding bambu.
Mendengar ada warganya ada yang menderita hidrosefalus, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, MM, Kamis (2/7) mengunjungi keluarga Ny Supriyanti. Bupati Tiwi pun terenyuh melhat kondisi itu. Bupati Tiwi tentunya memberikan bantuan dan meminta agar rumah Ny Supriyanti agar segera direhab dengan program rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni).
Kepada Bupati Tiwi, Ny Supriyanti mengungkapkan, suaminya saat ini yang berasal dari Kecamatan Karangmoncol, mengalami gangguan tuna wicara. Setiap hari tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan apapun. Ia hanya bekerja mencari kayu bakar untuk keperluan di dapur. Untuk keperluan makan sehari-hari, terkadang ada kerabat dan tetangga yang membantunya. “Saya tidak tega jika harus pergi bekerja, sementara Verli kondisinya seperti ini dan butuh perawatan serta pendampingan,” tutur Ny Supriyanti.
Naluri sebagai wanita, Bupati Tiwi pun berusaha memberikan semangat kepada keluarga Supriyanti. Bupati Tiwi juga meminta agar Supriyanti tetap tabah dan sabar merawat Verliana. “Bagaimanapun anak adalah titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, apapun kondisinya harus kita terima dan dirawat sebaik mungkin,” pesan Bupati Tiwi.
Ny Supriyanti mengaku khawatir jika harus membawa Verli ke rumah sakit. Karena sesuai saran dokter, jalan satu-satunya harus dioperasi untuk mengeluarkan cairan di bagian otak dan kepala. “Saya khawatir kalau Verli harus operasi. Apapun keadaan Verli saat ini akan saya jaga dan rawat sebaik mungkin,” tuturnya. (yit-Humas Pbg)