PURBALINGGA, HUMAS – Sejak April 2012, ada kebiasan baru para petani di Bukateja dan Kemangkon. Mereka mulai rajin ronda, tapi bukan untuk mengamankan kampung dari pencurian. Mereka ronda malam hari di sekitar saluran irigasi, untuk menjamin sawahnya teraliri air yang memadai.
Camat Bukateja Akhsan Mashuri mengatakan pada musim kemarau ini memang lebih berat kekeringannya. Sebab Banjar Cahyana di Mrican yang menjadi sumber pengairan di Bukateja dan Kemangkon, mengalami penurunan debit akibat sedimentasi Waduk Mrican.
“Kalau dulu, pengaturan air, untuk Kemangkon malam hari dan untuk siang Bukateja. Tapi sekarang tidak bisa begitu karena ketika air belum sampai Kemangkon, ternyata sudah pagi, jadi air untuk Kemangkon keburu ditutup untuk dialirkan bagi sawah-sawah petani Bukateja. Jadi sekarang pengairannya untuk Kemangkon 4 hari, untuk Bukateja 3 hari,” jelasnya usai mengikuti pembukaan Sosialisasi Tim Pelayanan Terpadu Penanganan Korban Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Graha Srikandi, Rabu (4/7).
Dalam kenyataanya, petani di Bukateja tidak sabar menunggu hingga 3 hari karena sawahnya mulai mongering. Sehingga kadang, ada petani yang ‘nakal’ sengaja menutup pintu air ke Kemangkon untuk mengairi sawahnya.
“Biasanya akan kami mediasi dan memberikan pemahaman kepada mereka. Tapi yah manusawi, kadang kala mereka melanggar juga,” jelasnya.
Untuk mengefektifkan pengaturan pengairan sawah dua kecamatan ini, pemerintah melalui petugas Pengairan DPU yang menaungi wilayah itu, ikut ronda bersama para ulu-ulu (pengatur air tradisional-red) dan petani.
“Sekilas tampak sederhana, permasalahan pengaturan air memang menjadi isu yang sensitif bagi petani. Bahkan di daerah lain, tidak jarang menimbulkan keributan, perkelahian yang berujung para pembunuhan,” imbuhnya.
Bendung Slinga
Meski demikian, para petani Bukateja mulai memiliki harapan dengan adanya Bendungan Slinga di Kecamatan Kaligondang. Dengan adanya Bendungan Slinga, secara otomatis petani Kaligondang sudah cukup air dan tidak lagi membutuhkan air dari Bendung Krenceng. Artinya, Bendung Krenceng yang airnya melewati saluran irigasi depan Kantor Kecamatan Bukateja itu dapat sepenuhnya dimanfaatkan hanya untuk petani Bukateja.
“Kalau Bendung Slinga jadi, nanti air dari Bendung Krenceng itu cukup untuk petani Bukateja, jadi nanti air dari Banjar Cahyana juga cukup untuk petani Kemangkon,” pungkasnya.(humas/cie).