Setelah sempat tertunda hingga 3 tahun, akhirnya Rumah Sakit Umum Harapan Ibu (RSUHI) Purbalingga dapat segera membangun pengembangan gedung rumah sakit senilai total Rp 45 miliar. Pengembangan RSUHI yang direncanakan bertahap selama tiga tahun, akan dimulai Senin (28/4) lusa sesuai surat perintah kerja (SPK) yang ditandatangani bersama oleh Yayasan Islam Bani Shobari dan kontraktor pelaksana pembangunan PT Sambas Wijaya, Kamis (24/4) di aula kantor RSHI.
Penandatanganan kontrak kerja, dilakukan masing-masing oleh Ketua Umum Yayasan Imam Waluyono dan Sekretaris Umum yayasan Ir H Gunarto selaku pihak pertama serta Presiden Direktur PT Sambas Wijaya, Widji Laksono DA SH selaku pihak kedua.
“Tahap pertama akan melakukan pekerjaan pembangunan zona 2 berlantai empat, yang berada di bagian timur gedung yang ada sekarang. Rencananya, zona dua ini akan dibangun dua tahap dengan total dana Rp 24 miliar,” ungkap Sekretaris umum Yayasan Islam Bani Shobari, Ir Gunarto.
Menurut Gunarto, wacana pengembangan RSUHI telah bergulir sejak 4,5 tahun lalu. Bahkan masterplan dan detail enginering design (DED) yang dirancang oleh konsultan perencanaan PT Bhumi Merapi Eratama Yogyakarta telah selesai pada 2011. ”Saat ini RSUHI telah terakreditasi tipe C. Melalui pengembangan ini, kami ingin RSUHI menjadi rumah sakit tipe B dengan fasilitas kamar 225 tempat tidur. Melalui peningkatan fasilitas yang dimiliki, pelayanan medis dapat dilaksanakan lebih maksimal,” katanya.
Ketua Yayasan, Imam Waluyono menuturkan , pengembangan rumah sakit akan dilakukan memanfaatkan lahan milik yayasan yang berada di sebelah selatan masjid As-Sobari, tanpa merubah keberadaan masjid itu. Agar pelayanan rumah sakit tidak terganggu maka pembangunannya akan dilakukan secara bertahap.
“Untuk tahap pertama akan kita bangun zona II berupa gedung layanan emergency berlantai empat dengan alokasi anggaran mencapai Rp 24 miliar. Kemudian berikutnya zona I dengan merombak total bangunan yang ada sekarang. Mudah-mudahan tiga tahun mendatang semua sudah selesai,” jelasnya.
Dia merinci, untuk pembangunan zona II berupa gedung berlantai empat. Bangunan tersebut akan dilengkapi fasilitas Emergency (UGD), Loby, dan rekam medik di lantai I. Kemudian lantai II berisi fasilitas laborat dan radiologi, apotik serta 14 ruang poliklinik. Fasilitas lainnya, di lantai III berupa ruang operasi dan ruang rawat intensif. Sedangkan di lantai IV difungsikan sebagai ruang rawat inap ibu dan anak, termasuk fasilitas melahirkan di ruang rawat inap VIP.
“Pada zona I yakni tempat fasilitas rumah sakit yang ada sekarang akan ditata ulang menyesuaikan dengan arsitektur zona II. Bangunan ini juga berlantai empat yang akan digunakan seluruhnya untuk ruang rawat inap. Zona I akan dikerjakan pada tahap 3 dengan anggaran lebih dari Rp 20 miliar,” tambahnya.
Selain ruang rawat inap, pada bangunan zona I juga akan dilengkapi fasilitas area komersial yang disewakan, medical chek up, instalasi gizi dan kantor yayasan.
Berkembang.
Dibagian lain, Gunarto juga mengisahkan perkembangan RSUHI yang pada awalnya (1987) hanya berupa rumah bersalin yang dikelola oleh bidan Siti Rofiatun. Dalam perjalanan waktu, rumah bersalin itu dilengkapi pelayanan praktek dokter bersama yang dilengkapi dengan apotik, laborat dan radiologi.
”Setelah masing-masing fasilitas memiliki izin, mulai 1996 jadilah rumah bersalin itu resmi menjadi Rumah Sakit Umum Harapan Ibu,” jelasnya.
Hingga kini RSUHI telah melaksanakan akreditasi dan ditetapkan sebagai rumah sakit swasta tipe C. ”Kami bersyukur hingga saat ini telah mampu memberikan bhakti kepada masyarakat Purbalingga. Dan komitmen itu akan selalu kami tingkatkan dengan berkembang menjadi RS tipe B,” pungkasnya. (Hr/kie-man)