PURBALINGGA – INFO, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Purbalingga menggelar Sarasehan HUT Ke-47 KNPI di Bakoel Es Purbalingga, Sabtu (01/08/2020). KNPI merupakan wadah berhimpun organisasi kepemudaan yang lahir pada 23 Juni 1973 lalu.
“Dilihat dari umurnya 47 tahun merupakan organisasi yang cukup matang. Kami ingin memberikan yang terbaik untuk pemuda, organisasi kepemudaan dan masyarakat. Oleh karena itu, melalui sarasehan kali kami ingin berbenah sekaligus menjadi ruang komunikasi, wadah menampung saran untuk kepengurusan kami 3 tahun kedepan,” kata Ketua KNPI Kabupaten Purbalingga, Dhimas Agung Ramadhan.
Acara tersebut dihadiri oleh Perwakilan Pengurus Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Fatayat, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU), Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Tidar, dan Forum Komunikasi Putra Putri ABRI (FKPPI).
Dhimas mengatakan tantangan organisasi yang dirasakaan saat ini pada Organisasi Kepemudaan (OKP) maupun pada KNPI adalah perubahan zaman yang begitu cepat. Hal tersebut menyebabkan kecenderungan pemuda saat ini lebih individualistis. Padahal untuk bisa maju kita harus bekerja sama. “Kami membawa visi kolaborasi bersinergi, menjadi jembatan antar pemuda dan organisasi kepemudaan,” katanya.
Tambah Dhimas, saat ini KNPI memiliki program Srawung Desa Tinggal dimana membuka komunikasi antara desa dan anak muda yang ingin memajukan desanya. Walaha, yaitu warung pelatihan usaha yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran. “Kami juga membuka ruang publikasi karya tulis maupun opini anak muda, dan portal organisasi kepemudaaan melalui pemudapurbalingga.com,” ungkapnya.
KNPI Purbalingga juga telah berkerja sama 99masjid dan berkomunikasi dengan kelembagaan di Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk waqaf desain masjid. “Semoga nama KNPI semakin membumi, dan mejadi representasi pemuda di Kabupaten Purbalingga saat ini,” harapnya.
Sementara itu, Sudarto selaku ketua KNPI terdahulu dan anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) menekankan pemuda yang berorganisasi jangan terjebak pada pemikiran pragmatis. “Pemuda harus menjadi penggerak di lingkungan masing-masing. Jangan pragmatis, berikan yang terbaik untuk bangsa, dan masyarakat,” pungkasnya. (PI-6)