PURBALINGGA – Membatik, ternyata tidak hanya dilakukan diatas kain seperti banyak dilakukan oleh para pembatik di sejumlah wilayah kabupaten Purbalingga. Kreasi batik ternyata juga bisa diaplikasikan ke dalam media roti bolu gulung. Itulah yang dilakukan Fitri Neona Subekti, pelaku Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) yang bermukim di Perumahan Bojanegara, Jalan Abimanyu I no Q16 Desa Bojanegara Kecamatan Padamara, Purbalingga.
Di rumahnya, wanita multy talent ini sejak dua pekan lalu mencoba peruntungan dengan mengkolaborasi ketrampilannya membuat roti dengan berbagai kreasi motif batik yang penuh warna-warni. Sedikitnya sudah ada 16 motif batik dari Purbalingga dan berbagai daerah lainnya yang siap ditorehkan kedalam roti bolu gulung yang ia buat. Seperti motif Kawung, Parangtritis, Parangrusak, Taman Pemalang, Sido Mukti dan lainnya.
Fitri menuturkan, ide membuat roti batik berawal dari desakan suami dan rekan-rekan bisnisnya untuk membuat produk baru di awal tahun 2016. Banyak ide yang melayang-layang di anganya. Namun akhirnya Fitri menjatuhkan pilihan untuk memcoba membuat roti bolu gulung yang belum biasa dinikmati sebagaian besar masyarakat Purbalingga, yakni roti bolu gulung yang dihiasi motif batik.
Kepiawaiannya dalam membuat berbagai varian roti membuat dirinya tak begitu kesulitan dalam mengkreasikan karyanya. Hanya dengan beberapa uji coba bisa diperoleh komposisi adonan yang mampu menghasilkan bolu gulung yang indah dan rasa yang lembut. Sedangkan motif batik yang diaplikasikan di atas bolu, bisa dengan mudah diambilnya dari internet untuk dijadikan pola.
“Saya sendiri suka batik. Motifnya banyak, memiliki warna-warni yang indah. Juga suka bikin roti. Jadi kepikiran aja ingin membuat roti dengan motif batik. Sekaligus ikut berperan mempromosikan batik lewat karya kuliner,” kata ibu muda dua anak yang sudah sejak lama mencintai keindahan batik.
Menurut Fitri, membuat roll cake batik tidaklah sulit. Untuk membuat bolu gulung batik yang cantik, pertama kita harus memilih motif batik yang akan diaplikasikan di atas bolu. Motif batik itu bisa diambil dari internet kemudian kita cetak dalam warna hitam putih untuk dijadikan kertas pola. Langkah selanjutnya adalah memikirkan paduan warna sesuai motif batik yang akan diaplikasikan pada kue. Seperti pada batik, paduan warna yang menarik tentu juga berlaku pada bolu gulung ini.
Seperti kebanyakan orang membuat roti, lanjut Fitri, kita harus menyiapkan adonan bolu gulung yang kemudian dibagi dua, untuk pewarnaan dan lapisan bolu. Adonan bolu yang sudah diberi pewarna roti kita masukan ke dalam piping bag yang akan berfungsi layaknya canting yang dipakai untuk membatik.
Langkah selanjutnya, kertas pola yang sudah kita siapkan diletakan di atas loyang, kemudian ditimpa dengan baking paper semi transparan sehingga pola batiknya cukup jelas terlihat. Barulah proses membatik dimulai.
“Yang paling susah memang pada proses membatik ini. Untuk satu pola bisa menghabiskan waktu antara 15 sampai 30 menit. Untuk membuat satu bolu gulung dengan motif paling sederhana bisa selesai dalam waktu 45 menit. Untuk motif yang lebih rumit bisa lebih dari itu,” jelasnya.
Fitri melanjutkan, setelah seluruh pola dilukis dengan adonan sesuai warna yang dibutuhkan, kemudian hasil membatik itu dikukus dalam oven atau panci sekira dua menit. Selanjutnya lapisan pertama bolu batik yang sudah matang dikeluarkan dari panci untuk dilapisi lagi dengan sisa adonan bolu tanpa warna sebagai lapisan kedua. Kemudian kukus lagi. Proses ini butuh waktu sekira 8 menit hingga matang. Dilanjutkan dengan proses penggulungan dan perapihan kue. Jadilah bolu gulung batik yang cantik.
Sayangnya, roti batik buatan Fitri ini belum dipasarkan secara umum. Tetapi jangan khawatir, bagi pecinta kuliner yang ingin mencicipi lembut dan cantiknya roti batik asli Purbalingga, dapat memesannya langsung kepada Fitri Neona lewat nomor telephone 081395408389 atau BBM 56AF148D.
“Saat ini pemasaranya baru sebatas lokal mengandalkan informasi dari mulut ke mulut. Tetapi karena produk ini juga diposting lewat media sosial, sudah banyak teman-teman luar kota yang memesan dan membelinya,” katanya.
Adi Purwanto, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Purbalingga menyambut baik kehadiran roti batik yang diusahakan oleh tangan-tangan terampil Purbalingga. Kehadirannya, akan menambah kekayaan kuliner di Purbalingga.
“Kami terus mendorong munculnya kreasi-kreasi kuliner lainnya di Purbalingga. Masih banyak potensi yang dapat dikembangkan dan tumbuh menjadi ikon kuliner yang dapat membanggakan dan mensejahterakan masyarakat,” katanya. (Hardiyanto)