PURBALINGGA – Kompleks Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, Ahad (11/6) diramaikan oleh anak-anak yang turut berpartisipasi dalam lomba-lomba di Gema Ramadhan Ke XVIII Tahun 1439 H/2018M. Kurang lebih terdiri dari 1300-an peserta lomba yang terdiri dari 140 Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ),Madin, MI, serta perwakilan dari beberapa Pondok Pesantren se-Kabupaten Purbalingga.
Ketua Panitia Gema Ramadhan ke XVIII H Ali Imron mengatakan ajang ini merupakan agenda rutin tahunan yang sudah berlangsung sejak 18 tahun dan selalu di-support oleh Pemkab Purbalingga. Adapun beberapa kegiatan yang diperlombakan diantaranya adalah pidato/tausiah, hafalan surat-surat Al-Quran, Membaca Al-Quran/tartil, adzan, menggambar kaligrafi, busana muslim, nasheed dan lomba menulis surat kepada Ibu Plt Bupati Purbalingga.
“Tujuan ajang lomba-lomba ini adalah selain bersilaturahmi juga untuk mengukur kualitas atau mutu anak didik dari setiap TPQ, Madin, MI ataupun Pondok Pesantren. Sudah sampai mana para guru-guru dalam memberikan pendidikan dan pembinaan,” kata Imron.
Ia berharap di tahun yang akan datang program kegiatan ini, tetap didukung kembali oleh Pemkab Purbalingga melalui alokasi dana dari APBD. Ia juga berpesan kepada para guru pembina yang hadir untuk selalu meningkatkan kualitas pengajaran kepada anak didiknya agar ke depan tercipta masyarakat Purbalingga yang berakhlakul karimah.
Acara ini dibuka oleh Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purbalingga H Wahyu Kontardi SH. Dalam kesempatan ini, Sekda Wahyu mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan yang positif ini.
“Kami sangat berharap agar acara ini tidak hanya seremonial belaka, namun dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang dapat terus membimbing generasi muda kita agar menjadi generasi sholih-sholihah,” katanya.
Terlebih di era milenial ini, kata Wahyu dimana tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan, serta generasi muda yang terlarut asyik berselancar di dunia maya daripada berinteraksi di lingkungan sekitar. Tentunya hal ini menjadi keprihatinan bersama perlu dicarikan jalan keluarnya agar tidak terjadi adanya moratorium satu generasi dikarenakan kerendahan modal dan kelemahan karakter serta akhlak yang buruk.
“Kegiatan ini, saya harap juga bisa memperkuatkarakter anak bangsa dan dapat mewujudkan generasi penerus yang berakhlakul karimah,” ungkapnya.
Lomba-lomba ini berlangsung di sejumlah titik di Kompleks Pendopo Dipokusumo. Diantaranya lomba busana muslim berlangsung di Gedung TP PKK, lomba menulis surat untuk ibu Plt Bupati Purbalingga di ruang pringgitan rumah dinas bupati, lomba nasheed dan kaligrafi berlangsung di Pendopo Dipokusumo, lomba adzan di OR Graha Adiguna, lomba pidato/tausiah di bundaran kantor Sekretariat Daerah (Setda), lomba hafalan Al-Quran di mushola Bapelitbangda dan lomba membaca Al-Quran di mushola Setda.(Gn/Humas)