PURBALINGGA INFO- Siapa sangka, Desa Karangpucung Kecamatan Kertanegara yang notabene bukan dataran tinggi mampu menghasilkan produk unggulan pertanian yang gaungnya sudah sampai hingga luar Jawa. Ya, berbagai jenis melon yang dibudidayakan secara hidroponik dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique) mampu menghasilkan varietas melon yang kini banyak diminati.
Ditemui sesaat setelah pemaparan lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diadakan secara daring,Jumat (5/5/2023) di Balai Desa Karangpucung, penggagas sekaligus pemapar materi yang mewakili Purbalingga, Tribowo Pangestika menyebutkan daerah di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi dan lainnya sudah memesan produk melon hasil inovasi pertanian yang dia pelajari secara mandiri.
“Trial and error. Kami mengamati selama tujuh tahun kira-kira sistem apa yang cocok dan produk apa yang bisa dihasilkan. Alhamdulillah tugas kami sekarang memenuhi persyaratan agar persyaratan melayani pesanan hingga luar Jawa bisa kami lengkapi,” katanya.
Dijelaskan pria berlatar belakang akademisi ekonomi itu, pupuk hasil racikannya itu diyakini memberikan hasil bagus bagi produk pertanian. Campuran phospat, sulfur dan bahan lain yang dihitung secara presisi cocok diterapkan untuk berbagai jenis produk pertanian dengan juga memperhitungkan unsur atau faktor lain.
Dia berhasil melahap pertanyaan tim penguji Jawa Tengah salah satunya Hak Kekayaan Intelektual (Haki) yang dimungkinkan bisa diklaim itu harus mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks khususnya pada bidang pertanian. Dampak dari itu pun sudah kentara, pemuda di Desa Karangpucung saat ini mulai melirik untuk berprofesi sebagai petani yang sukses.
“Harga pupuk jenis ini kalau di pasaran bisa Rp 100 ribu. Tapi pupuk racikan ini yang sudah dipacking ini hanya Rp 60 ribu,” ujarnya.
Kepala Dinpermasdes Purbalingga, Ato Susanto yang ditemui usai acara menyampaikan apresiasi kepada Desa Karangpucung yang masuk nominasi hingga tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dirinya berharap, inovasi yang dikembangkan tersebut bisa berbicara banyak hingga tingkat nasional yang akan dihelat di Lampung Juni mendatang.
“Semoga bisa mencapai tingkat nasional dan memberikan dampak yang luas untuk kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya. (LL/Kominfo).