PURBALINGGA, DINKOMINFO – Mesjid Nurul Falah di pusat kota Bukateja, Purbalingga, akan dilengkapi dengan menara. Mesjid itu dibangunsemasa pemerintahan Orde Baru dan dibiayai oleh Yayasan Amal Bakti Musim Pancasila. Selain pembangunan menara juga dibangun serambi mesjid dan penataan lingkungan. Total anggaran yang disiapkan Rp 800 juta yang bersumber dari dana APBD Kabupaten.
Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan menara, serambi dan penataan lingkungan di halaman mesjid itu, Kamis (13/4) mengatakan, Bukateja merupakan salah satu penyangga kota Purbalingga, oleh karenanya akan dilakukan penataan. Penataan serupa juga dilakukan di wilayah Bobotsari, dan Rembang. Selain mesjid itu juga akan direhab mesjid di Desa Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol yang memiliki nilai sejarah. Mesjid tersebut rencananya akan dibantu Rp 500 juta.
“Mesjid Bukateja ini berada di jalur jalan antar kota yang menghubungkan Purbalingga dan Banjarnegara, oleh karenanya perlu ditata agar rapi. Untuk penataan mesjid di pusat kota Purbalingga, sudah cukup, nanti giliran di wilayah Bobotsari, dan Rembang,” kata Bupati Tasdi.
Dalam kesempatan itu Bupati Tasdi juga meminta maaf jika warga Bukateja dan pengguna jalan yang melewati Bukateja sementara waktu terganggu. Saat ini sedang dilakukan peninggian jalan yang dibiayai dana dari pemprov Jateng. Kemudian, nantinya akan dilakukan rehab pasar Bukateja dengan anggaran Rp 6 miliar. Pedagang nantinya dipindahkan sementara ke lokasi yang saat ini masih dicari. “Kami ingin melakukan penataan kota Bukateja, mohon maaf jika nanti terganggu aktivitasnya termasuk aktivitas pedagang di pasar,” kata Tasdi.
Dibagian lain Bupati mengatakan, untuk syiar Islam pihaknya juga akan membangun Islamic center, melakukan program bedah mushola secara bertahap. Dalam satu tahun dibedah 12 mushola dengan anggaran per mushola Rp 50 juta. Bedah mushola itu misalnya untuk melengkapi sarana air bersihnya, jamban, atau karpet dan fisik bangunan yang rusak. Pemkab juga membantu pondok pesantren dengan nilai antara Rp 10 juta hingga Rp 25 juta per pondok pesantren. “Pemkab juga meningkatkan honor guru Madin sebanyak 1.111 orang dengan total anggaran Rp 2,6 miliar, atau setiap guru mendapat Rp 900 ribu per semester. Pemberian honor dilakukan dua kali dalam setahun, pada saat menjelang Idul Fitri dan pada peringatan hari jadi kabupaten Purbalingga,” kata Tasdi. (yit)