PURBALINGGA – Masjid Wali Perkasa, Desa Pekiringan , Karangmoncol sebagai salah satu masjid bersejarah di Purbalingga, baru saja selesai dipugar dan diresmikan, Kamis (7/3). Meskipun dipugar dan nyaris dibongkar total, namun masjid ini masih mempertahankan unsur-unsur cagar budaya yang bersejarah dan wajib dilindungi.
Masjid Wali Perkasa telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui Surat Keputusan Bupati Purbalingga No 432/226 Tahun 2018. Lebih rinci, bagian cagar budaya yang harus dilindungi tersebut diantaranya hanya bagian 4 saka guru, umpak, blandar, sunduk, kili dan pengeret.
Panitia Pemugaran Masjid Wali Perkasa Pekiringan, Sayono menuturkan masjid ini sebagai peninggalan Mahdum Wali Perkasa tokoh penyebar agama islam di Purbalingga khususnya di wilayah Karangmoncol yang saat itu bernama Perdikan Cahyana sekitar Abad-15 M. Mahdum Wali Perkasa juga tokoh yang dikenal berkontribusi dalam pembangunan Masjid Agung Demak untuk menegakkan dari yang tadinya doyong.
“Bisa kita lihat bagian saka gurunya masih utuh dan kita lindungi. Yang unik, salah satu sakanya ada yang terdapat huruf ibrani,” katanya.
Renovasi Masjid Wali Perkasa kali ini tergolong cukup besar. Panitia sendiri sebelumnya memulai proses renovasi sejak Februari 2016, sesuai disain kurang lebih membutuhkan anggaran Rp 3,2 miliar. Mempertimbangkan nilai tersebut saat itu diprediksi akan selesai selama 3 – 5 tahun.
“Tapi semua di luar dugaan, atas dukungan moril maupun doa seluruh masyarakat Pekiringan. Masjid ini bisa terbangun selama 18 bulan,” katanya.
Ia mengucapkan terimakasih kepada donatur atas donasi yang cukup banyak, terhitung hingga 3 Maret 2019, sudah terkumpul Rp 2.674.802.600. Donasi tersebut diantaranya berasal dari swadaya masyarakat Desa Pekiringan selama 3 tahun, Bantuan APBD Purbalingga 2017, Baznas Jawa Tengah, APBD Provinsi Jawa Tengah 2018, CSR PT Angkasa Pura I Persero, Paguyuban Warga Pekiringan yang ada di Jakarta, Infaq harian, swadaya masyarakat luar Pekiringan dan lain sebagainya.
Selain sebagai tempat ibadah, di belakang masjid ini juga terdapat Makam Mahdum Wali Perkasa yang cukup ramai dikunjungi peziarah untuk wisata religi. “Tercatat selama satu tahun bisa hampir 10.000 wisatawan. Jadi saya harap ke depan ada pengembangan lahan parkir,” katanya.
Meskipun masjid ini sudah selesai, namun menurutnya tugas masyarakat belum selesai sampai di sini. Tugas tersebut diantaranya untuk merawat kebersihan, semakin meramaikan masjid, baik saat Sholat Jumat maupun Sholat Fardu lainnya. Selain itu juga kaum muda di lingkungan sekitar untuk semakin meramaikan kegiatan keagamaan.
Proses peresmian dilaksanakan oleh Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, Drs Agus Winarno MSi. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan dengan telah selesainya masjid ini menandakan masih utuhnya persatuan masih terjaga dengan baik.
“Sesuai laporan panitia tadi, donatur pembangunan dari banyak pihak. Baik dari desa, kabupaten, provinsi bahkan dari kawan-kawan pak Sayono yang ada di berbagai provinsi. Sehingga ini perwujudan NKRI,” katanya.
Pembangunan atau renovasi masjid ini menurutnya juga telah mendukung visi Kabupaten Purbalingga untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia. Apa lagi menurutnya masjid ini memiliki nilai sejarah.
“Saya pernah ke Masjid Demak, di sana 4 saka guru sudah direplika dan pilar asli sudah disimpan. Sementara di sini, yang kira-kira dibangun di abad yang sama ini masih dipertahankan dan masih bagus,” ucapnya.(Gn/Humas)