PURBALINGGA , Menteri Pekerjaan Umum, Mochamad Basoeki Hadimoeljono menjanjikan akan mengelontorkan dana pembangunan irigasi Bendung Slinga, Kecamatan Kaligondang. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan irigasi dan pembebasan lahan.
Basuki mengatakan dengan terbagunnya saluran irigasi maka akan ada 6.700 hektar sawah yang akan terairi. Dana pembangunan dan pembebasan lahan sebesar Rp 200 milyar akan ditangung oleh 3 komponen yakni dengan perbandingan 25 persen Kabupaten Purbalingga, 25 persen Propinsi Jawa Tengah dan 50 persen Pusat.
“Dengan adanya potensi ini saya wajib memprioritaskan, kalau di Jawa pasti sudah ada petaninya, sudah ada lahannya dan sudah ada airnya, sehingga kalau pemerintah tidak cepat turun tangan maka eman-eman,” ujar Basuki saat meninjau lokasi Bendung Slinga, Jum’at (28/8)
Basuki menambahkan Dinas PU Propinsi dan Balai Besar Serayu Opak harus cepat membuat DED (detail engineering design), kalau September bisa selesai, 2016 pembangunan bisa dimulai.
“Target 2 tahun pembangunan sudah selesai dengan sistem multy years,” ujar Basuki
Dalam menghadapi musim kemarau, Basuki masih optimis karena hasil monitor 91 waduk sampai saat ini belum kering. Itu artinya bisa untuk memenuhi kebutuhan air pada masa tanam pertama Oktober-Maret. Diharapkan para petani yang mengunakan saluran irigasi bisa memulai tanam awal September, dikarenakan pada bulan Agustus ini masa perbaikain saluran irigasi.
”Kita berharap Desember sudah mulai hujan, sehingga para petani tidak kekurangan air,” ujar Basuki
Sedangkan Pj Bupati Purbalingga, Budi Wibowo mengatakan Kabupaten Purbalingga telah siap mengaggarkan pembangunan irigasi Bendung Slinga pada tahun 2015 sebesar Rp 14 milyar dari total Rp 21 milyar, dan sisanya diaggarkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni 2016.
“Kalau DED dari Balai Besar Serayu Opak bisa selesai bulan September, pembebasan lahan bisa dilaksanakan pada tahun 2015,” ujar Budi
Budi menambhaknan pembebasan tanah menjadi tugas provinsi dan kabupaten dan sebagian dari pusat sedangkan seluruh bangunan dari pemerintah pusat. Jika pembebasan dimulai tahun 2015 diharapkan tahun 2017 pembangunan sudah selesai.
“Bendung ini sangat prospektif sekali, karena mencari lahan yang luasnya sampai 6.700 hektar sesuai yang langka, petaniya ada, lahannya ada, airnya ada, tinggal pemerintah memfasilitasi kebutuhan irigasinya. Kalau pemerintah tidak memfasilitasinya maka pemerintah berdosa,” pungkas Budi (Sapto Suhardiyo)