PURBALINGGA, HUMAS – Memperingati ulang tahunnya ke-23, Sanggar Tari Sari Ratri Purbalingga, Minggu (15/4) mengadakan gelar seni di halaman Kantor Kecamatan Kutasari. Pentas berlangsung meriah, disaksikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Purbalingga, Drs Suyitno, sejumlah pejabat di tingkat Kecamatan Kutasari, dan ratusan penonton.
Sambil menikmati suguhan tradisional, seperti pisang godhog, kacang godhog, cimplung dawegan, para penonton menyimak setiap pementasan yang dibawakan oleh anak-anak Sanggar Tari Sari Ratri pimpinan Sri Pamekas, S.Pd. “Sesungguhnya, sanggar tari yang kami dirikan ini, mengajarkan aneka tarian kepada peserta sanggar sejak tahun 1983. Namun Surat Keputusan pengesahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga saat itu baru tahun 1989, resminya 30 Maret 1989. Tanggal itulah yang kami peringati sebagai hari lahir Sanggar Tari Sari ratri,” ujar Sri Pamekas, yang juga karyawati pada Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga.
Selama ini, Sanggar tari Sari Ratri bermarkas di Desa Meri, Kecamatan Kutasari, Purbalingga. Jumlah siswa yang aktif sebanyak 120 orang, sebagian besar anak-anak SD dan SMP dari wilayah Kecamatan Kutasari dan Purbalingga, bahkan ada dari Banyumas. Dan latihan diadakan setiap hari Minggu di Desa Meri dan Aula Kecamatan Kutasari.
Dalam gelar seni kemarin, para siswa sanggar unjuk kemampuan, dengan menampilkan panembrama dan aneka tarian, seperti tari Gembira, Tari Seol, Tari Abyor, Tari Gunungsari, Tari Midad Midud, Tari Golek Manis, tari Candi Ayu dan Kethoprak dengan lakon “Minak Jingga Lena”. Khusus pementasan kethoprak yang dibawakan cukup menarik oleh anak-anak sanggar Tari Sari Ratri, mengisahkan seorang kesetiaan Senapati Damarwulan terhadap negara. (Humas/prs)