Pangsit basahnya mantap. Pangsit keringnya nyam-nyam kriuknya. Inilah Mie Ayam Rawuh yang disuka segala kalangan usia.
Mencari Mie Ayam Rawuh di Purbalingga, sangat mudah. Karena telah membuka beberapa cabang. Untuk pusatnya ada di Desa Kalitinggar Kecamatan Padamara, tepatnya di bekas bangunan gudang pupuk di Jalan Raya Padamara-Purwokerto.
Sedangkan cabangnya, ada di beberapa lokasi, seperti di depan Perumahan Bojanegara, Jl MT Haryono selatan SMA N 1 Purbalingga, kompleks kios makanan di utara Masjid Agung Darussalam (satu kompleks dengan Bakmi Jawa Sunar), Jl Pujowiyoto dan di Kelurahan Bojong, tak jauh dari areal taman Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bojong.
Dibandingkan cabang-cabangnya, Mie Ayam “Rawuh” yang bertempat di Desa Kalitinggar termasuk yang paing ramai dikunjungi. Maklum, disinilah lokasi pertama kali Mie Ayam “Rawuh” hadir di dunia kuliner Purbalingga. Kunjungan terbanyak tentu saja di saat jam makan siang.
Lalu apa istimewanya mie ayam yang satu ini? Yang pertama tentu karena dua pangsit andalan, yakni pangsit basah dan pangsit kering yang disajikan di atas mie. Pangsit basah berwarna putih kekuningan berisi daging cincang berbumbu sedap. Pangsit kering berwarna kuning cerah nan renyah sebagai pengganti kerupuk.
Kedua, bumbu-bumbu yang dituang di mangkuk mie saranysa juga sangat mantap. Asin, manis dan gurihnya pas di lidah. Ketiga, toping daging cincang yang berbumbu kuat dan legit serta irisan sayur segar sebagai taburan. Terakhir, kuah yang disajikan terpisah, sehingga pembeli bisa menuangkan kuah sesuai selera. Yang suka kuah berlimpah, tinggal tuang semua cairan kuahnya. Yang suka nyemek, tuang kuah secukupnya saja.
Ardian (18) seorang mahasiswa salah satu PTS di Purwokerto asal Purbalingga mengaku sering menikmati Mie Ayam “Rawuh” setelah pulang kuliah. Terutama saat kedinginan dan hujan.
“Soalnya bisa menghangatkan badan, disamping rasnaya juga cocok di lidah saya,” ujar laki-laki muda berperawakan atletis itu.
Hal yang sama juga disampaikan Mashuri (53) dari Padamara. Dia sudah berlangganan mie ayam ini sejak pertama kali ada. Dan sampai saat ini, Mashuri masih setia menyantap Mie Ayam “Rawuh”.
“Rasanya enak. Ada pangsitnya juga. Suka saya,” ujarnya singkat.
Nah, mengundang selera kan? Segera saja datang ke warung Mie Ayam “Rawuh” terdekat. Nikmati duo pangsitnya yang nyamleng pisan! (*)