PURBALINGGA, HUMAS – Meskipun banyak pemberitaan negatif tentang nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, tak menyurutkan minat masyarakat Purbalingga untuk bekerja di Negeri Jiran. Sepanjang tahun 2012, jumlah TKI ke Malaysia tetap mendominasi walaupun relatif mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dari hasil wawancara yang kami lakukan kepada para calon TKI, mereka yang tetap memilih Malaysia sebagai tujuan, rata-rata karena mereka telah memiliki pengalaman bekerja di negeri itu sebelumnya. Lalu mereka mengajak teman atau tetangganya ke sana,” jelas Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja pada Bidang Pelatihan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Purbalingga, Suharmanto SSOs, Sabtu (5/1).

Menurut data Dinsosnakertrans, sepanjang tahun 2012 jumlah TKI yang ditempatkan di Malaysia mencapai 55 orang atau sekitar 44 persen dari seluruh TKI dari Purbalingga. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2011, yakni 62 orang atau 51,2 persen. Tentang mengajak teman dan tetangga juga terlihat di Kecamatan Karangmoncol di tahun 2011. Sebanyak 42 orang dari desa yang berdekatan hijrah ke Malaysia menggarap perkebunan kelapa sawit di negeri asal penyanyi Melayu Siti Nurhaliza itu.

“Tahun 2012, kecamatan yang paling banyak warga yang memilih menjadi TKI ke luar negeri itu Bukateja. Tahun sebelumnya, Karangmoncol tapi Bukateja juga nomor dua terbanyak,” imbuhnya.

Harmanto menambahkan Malaysia tetap menjadi tujuan primadona karena kedekatan bahasa. Menurut penuturan para TKI yang telah diwawancarainya, jika memiliki Taiwan atau Hongkong, mereka harus belajar bahasa terlebih dahulu yang berarti terlalu lama hidup di penampungan PJTKI.

“Tapi, kebanyakan yang ke Malaysia juga bukan sebagai pembantu tumah tangga atau informal. Tren yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, utamanya dalam dua tahun belakangan, para TKI ini bekerja di pabrik sebagai operator mesin, general worker atau di perkebunan kelapa sawit yang jam kerja, job description dan upahnya lebih jelas,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinsosnakertrans Ngudiarto mengatakan dalam beberapa waktu terakhir pihaknya tak lagi memfasilitasi TKI ke Timur Tengah. Jika di masa lalu banyak TKI yang diterbangkan ke Timur Tengah, dalam kurun dekade terakhir beralih ke negara-negara ‘mata sipit’ seperti Hongkong, Taiwan, dan Singapura. Bahkan ‘Demam Korea’ juga melanda TKI, terbukti mulai adanya TKI yang memilih Korea Selatan sebagai tujuannya mengadu nasib. (humas/cie)