PURBALINGGA_Musim kemarau yang cukup panjang membuat produktifitas pertanian menjadi menurun karena kurang air. Secara psikologis semangat petani untuk menggarap tanah juga menurun pasalnya menggarap tanah dengan kecukupan air akan lebih mudah dan efiesien secara biaya. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) di Desa Kembaran Wetan Kecamatan Kaligondang, Kamis (24/10).
Kepala Dinpertan Purbalingga Mukodam mengatakan, akibat kekeringan yang berkepanjangan, 655 hektar terdampak kekeringan, 17 hektar diantaranya mengalami puso. GPOT ini untuk menyemangati kadang tani agar sedapat mungkin tanah harus diolah dan menghindari tanah dibiarkan bero atau tidak ada tanamannya. Ketika tidak ada air, harus ditanami dengan tanaman yang mampu bertahan di lahan kering, seperti kedelai dan jagung.
GPOT ini mendapatkan dukungan dan Kementrian Pertanian RI, karena setiap 100 hektar lahan yang dijadikan area GPOT dari Kementrian Pertanian memberikan bantuan sebulan Rp 20.000.000. Dana ini dipakai untuk membantu pengairan, seperti saluran pengairan, bahan bakar (BBM) mesin penyedot air, operasional kantor maupun tenaga operator.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam sambutannya mengatakan, apresiasi yang tinggi kepada para petani, termasuk para penyuluh pertanian. Karena sampai hari ini ketahanan pangan di Kabupaten Purbalingga tidak ada masalah. Sejak tahun 2016 sampai tahun 2018, Kabupaten Purbalingga selalu mengalami surplus beras. Bahkan surplus beras terakhir di Kabupaten Purbalingga mencapai 69.000 ton.
“Yang namanya pertanian adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional, kalo ketahanan pangan kita tidak “clear” maka kita akan menjadi negara seperti Somalia. Warga masyarakatnya kurus-kurus semuanya, Ora teyeng makan ya ibu-ibu. Kabupaten Purbalingga itu beruntuk dan kita harus bersyukur karena Allah memberikan anugerah yang luar biasa kepada Kabupaten Purbalingga,”kata Tiwi.
Dijelaskan Tiwi, Gross Domestic Product maupun Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan. Saat ini ada 27-28% sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Purbalingga. Bahkan kebanyakan masyarakat di Purbalingga bekerja di sektor pertanian. sehingga pemerintah daerah maupun pusat memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian di Indonesia, karena ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional.
Camat Kaligondang Endro Irianto disela sela acara menuturkan, di wilayah Kecamatan Kaligondang memiliki lahan sawah seluas 1.065 hektar dengan jumlah petani sebanyak 5.168 orang dan sebanyak 4.605 petani sudah memiliki kartu tani.
Sedangkan di Desa Kembaran Wetan luas sawah mencapai 102 hektar dan luas lahan kering 18 hektar, dengan jumlah petani sebanyak 430 orang. Produksi rata-rata sebelum musim kemarau mencapai 6,3 hektar padi kering giling. Terkait musim kemarau yang panjang, beberapa irigasi sawah kering, dan mulai 24 September 2019 aliran di sawah-sawah mulai berfungsi sejalan dengan berfungsinya bendung Slinga.
Dalam acara Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) dan Tanam Padi Di Musim Kemarau dan Penanganan Kekeringan Tahun 2019, diserahkan pula bantuan kepada para kelompok tani oleh Bupati Purbalingga. Bantuan yang diberikan diantaranya, dua unit handsprayer elektrik untuk kelompok tani Sri Tanjung, bantuan power weeder dan paddi weeder untuk kelompok tani Sri Mulya dan Sri lestari. Juga bantuan power treaser bagi kelompok tani Sri Widadi, satu unit hand traktor untuk Gapoktan Muda Lestari dan bantuan uang senilai Rp 20.000.00 dari Dirjend Tanaman Pangan Kementrian Pertanian untuk Gapoktan Lestari Muda. (u_humpro)