PURBALINGGA, HUMAS Sejumlah wisatawan dari Nederland Belanda mengunjungi Kabupaten Purbalingga, Sabtu (29/9). Mereka tergabung dalam Yayasan Pikulan Belanda. Wisatawan itu merupakan generasi ketiga veteran perang yang pernah bertugas di Purbalingga.
Sebanyak 16 wisatawan itu mengunjungi SD Kristen Bina Harapan, kemudian ke Pendopo Dipokusumo, dan ke desa wisata Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari. Para wisatawan mengunjungi SD Kristen Bina Harapan untuk mengenang kakek mereka yang membangun sekolah itu saat jaman Belanda.
Di pendopo Dipokusumo, para wisatawan disuguhi cara pembuatan batik tulis, aneka produk batik, makanan khas Purbalingga, kerajinan sepatu kulit, dan kerajinan dari tempurung. Mereka tak membeli kain batik, tetapi hanya menyaksikan cara pembuatan batik. Begitu pula saat melihat produk sepatu. Mereka hanya memegang-megang saja.
Saat ditawari untuk menikmati jajanan khas Purbalingga seperti manco, para wisatawan itu juga tak mau menikmatinya. Mereka khawatir menjadi sakit perut dan terserang diare, seperti yang dialami sembilan rekannya.
Salah satu pengurus Yayasan Pikulan Baoke Baron mengemukakan, sembilan rekannya terpaksa hanya beristirahat di Hotel Aston Purwokerto akibat terserang diare. Wajar saja, ketika ditawari makanan khas Purbalingga, tidak ada satupun yang dicicipinya.
Para wisatawan itu justru tertarik saat menyaksikan kerajinan dari tempurung seperti, gatungan kunci, irus, siwur, tempat air teko dan tempat sambal dari kayu pohon kelapa. Mereka memborong barang-barang itu yang harga antara Rp 2.500 hingga Rp 15.000,-. (Humas/y)