PURBALINGGA – Cita-cita Nur Hanifah, gadis asal RT 2/I Desa Panican, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga ini, cukup sederhana. Ia ingin menjadi polisi wanita (Polwan), usai lulus SMA kelak. Cita-cita sederhana itu tak lepas dari kehidupan keluarganya yang sederhana pula. Ayahnya, Agus Jumadianto bekerja sebagai security di Jakarta, sedang ibunya, Mujiati, seorang ibu rumah tangga.
“Saya ingin mengangkat keluarga saya, selepas SMA nanti, saya ingin menjadi polisi wanita,” tutur Nur Hanifah yang kini duduk di kelas X MIA 1 SMAN 2 Purbalingga.
Untuk membekali masa depannya, Gadis kelahiran Purbalingga 21 Pebruari 1999 ini, kini tengah bersaing untuk menjadi petugas pengibar bendera pusaka merah putih di Istana Negara. Sejumlah langkah telah dilakukan, dan ia terpilih menjadi salah satu peserta dari Provinsi Jateng. “Untuk lolos ke Istana, saya masih harus bersaing dengan tiga utusan Jateng lain. Nantinya, dari Jateng akan dipilih satu putra dan satu putri. Jika gagal ke istana, maka akan jadi petugas Paskibra di tingkat Provinsi Jateng,” tutur Nur Hanifah disela-sela pembekalan di Dinbudparpora Purbalingga, Jum’at (29/5).
Nur Hanifah mengisahkan, sebelum lolos di tingkat Jateng, dirinya diusulkan oleh SMAN 2 Purbalingga untuk mengikuti seleksi Paskibra di tingkat kabupaten. Saat itu, dari sekolahnya ada 10 anak. Namun, akhirnya hanya lolos 6 orang, termasuk Nur Hanifah. “Saat seleksi di kabupaten, ada 221 anak, dan kemudian diambil 70, masing-masing 35 putra, dan 35 putri. Dari kabupaten kemudian diambil satu pasang untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi. Dan, ternyata hanya saya yang lolos,” ujar gadis yang piawai nembang Jawa ini.
Dari provinsi inilah, dipilih dua pasang, masing-masing dua putra, dan dua putri. “Saya harus bersaing dengan peserta putrid dari Kota Semarang untuk bisa lolos ke pusat. Saya optimis dan yakin bisa lolos,” ujar Nur yang aktif sebagai Pasmuda (Pasukan pengibar bendera SMAN 2 Purbalingga).
Sebelum mengikuti seleksi di tingkat nasional pada 8 Juni mendatang, Nur secara rutin mendapat pembekalan fisik, kemampuan seni budaya seperti menyanyi dan nembang Jawa, kemampuan berbahasa Inggris dan pembinaan mental. “Mudah-mudahan saya bisa membawa nama baik keluarga, sekolah, nama baik Purbalingga, dan juga Provinsi Jawa Tengah,” ujar gadis yang memiliki tinggi badan 168 cm dan berat badan 65 kilogram ini.
Secara terpisah Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, Nur Hanifah merupakan satu-satunya peserta dari Purbalingga dan sekaligus mewakili Jateng untuk seleksi Paskibra di tingkat pusat. Selama ini, utusan Purbalingga hanya sampai tingkat Provinsi Jateng. “Mudah-mudahan dengan pembekalan yang terus kami lakukan, Nur Hanifah bisa lolos sebagai salah satu anggota Paskibra di istana Negara pada Agustus 2015 mendatang,” kata Subeno. (y)