PURBALINGGA, INFO – Pagalaran Wayang Kulit Ki Danang Mantep Sudarsono tutup seluruh rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet (FGS) 2017 di Rest Area Desa Serang, Karangereja (9/23). Dalam Sambutanya, Bupati Purbalingga, H. Tasdi, SH, MM mengapresiasi atas terselenggaranya FGS ditahun ketiga itu.
“Apresiasi sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah mendukung, baik pemerintah desa, panitia, masyarakat, semoga semakin meningkat ditahun berikutnya,” katanya.
Bupati mengatakan dalam FGS memiliki makna spiritual, sosial dan kultural. “Makna spitirual ini, bukan mistik namun bagaimana kita bersyukur kepada Sang Pencipta terhadap alam yang telah diberikan oleh-Nya,” katanya.
Makna sosial berarti menghidupkan kembali budaya gotong royong, guyub rukun, dan tidak saling mencela. “Selain itu, makna kultural yaitu merawat dan mengenalkan potensi budaya yang ada,” katanya.
Tambahnya, FGS bukan kegiatan hura-hura semata. “Kepedulian terhadap kelestarian alam, ada penanaman 35.000 pohon suren, yang tercatat juga dalam MURI,” katanya.
Bupati berharap event semacam FGS dapat terus terselenggara karena berdampak pula terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
“Multiplier effectnya munculnya ide-ide kreatif, sekaligus jiwa wirausaha untuk pengembangan wisata seperti Taman Bunga, Kampung Kurcaci, Pudang Mas Sikopyah dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah melalui Kasi Kesenian, Budi Santosa, S.Sos siap mendukung segala bentuk kegiatan yang mengangkat potensi budaya daerah.
”Sangat berdampak positif untuk warga sekitar. Semoga lebih dikenal dan lebih melestarikan alam, merawat budaya serta tradisi yang ada di Jawa Tengah,” katanya. (PI-6)