PURBALINGGA, INFO – Gelaran Pawai Budaya dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-187 Kabupaten Purbalingga membuktikan generasi muda Purbalingga siap mewarisi seni budaya adiluhung warisan nenek moyang. Pawai bertajug Purbalingga dalam Pelangi Budaya memang menampilkan kepiawaian para pelajar dan masyarakat dalam meracik kolaborasi seni budaya tradisional dengan tampilan lebih modern.
Kepada wartawan di sela-sela Pawai Budaya, Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM menuturkan salah satu tujuan diadakanya kegiatan budaya dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga adalah untuk nguri-uri budaya lokal Purbalingga agar tidak punah. Sehingga selain diadakan Pawai Budaya juga ada Lomba Karawitan yang diikuti seluruh komponen masyarakat khususnya generasi muda Purbalingga.
“Kita lihat tadi, para pelajar kita sangat antusias memainkan berbagai jenis tarian dan kreasi musik gamelan. Ini membuktikan generasi muda kita khususnya para pelajar Purbalingga sudah siap menjadi generasi pewaris budaya Jawa,” ujar Bupati Tasdi di Alun Alun Purbalingga, Sabtu (30/12).
Bupati menandaskan, momentum hari jadi kabupaten Purbalingga tidak hanya dilakukan secara seremonial, namun telah mampu menularkan pengetahuan budaya tempo dulu kepada generasi muda. Sehingga kita tidak perlu khawatir budaya kita akan punah.
Pawai Budaya yang digelar rutin setiap tahun, pada penyelenggaraan tahun 2017 ini diikuti 105 kelompok peserta. Terdiri dari kelompok pelajar SLTP/SLTA, dan kelompok Organisasi Perangkat Daerah (OPD)/Kecamatan/BUMD/Swasta. Konsep yang diusung adalah Purbalingga Dalam Pelangi Budaya, menampilkan berbagai budaya yang berkembang di Purbalingga dan Jawa Tengah.
“Seni budaya yang diciptakan dan dipelajari oleh para pelajar dan masyarakat, hari ini ditampilkan dalam Pawai Budaya Hari jadi Kabupaten Purbalingga. Harapan kami dapat dinikmati seluruh masyarakat Purbalingga. Sekaligus melestarikan budaya yang sudah ada dan menciptakan kolaborasi budaya agar lebih menarik,” kata Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Drs. Imam Hadi, MSi.
Pawai yang dilepas oleh Kepala Dinporapar di lokasi start Jl. Isdiman depan kantor Dinkominfo, diawali oleh tampilan Tari Dewi Kerdasih oleh Sanggar Linggasiwi Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia (IGTKI). Tari Kerdasih merupakan wujud duklungan IGTKI terhadap visi misi kabupaten Purbalingga dalam wujud ragam gerak tari yang bersumber dari berbagai kesenian tradisional Purbalingga. Seperti ebeg, lengger, aplang dan pencak silat.
“Tari Kerdasih menggambarkan perwujudan dukungan kami atas slogan kerja cerdas, kerja keras dan kerja iklas yang menjadi motto kerja kepemimpinan Bupati Tasdi dan Wabup Tiwi,” jelas Ketua Sanggar Linggasiwi Siti Romlah.
Usai penampilan Tari Kerdasih, penampilan berikutnya adalah diisi oleh kreasi seni budaya oleh para pelajar SMP dan SLTA yang tergabung dalam kelompok A. Para pelajar SMP Negeri 1 Kalimanah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Aris Munandar SPd MPd menampilkan tari Aksi Muda atau Peksi Muda yang berarti burung muda yang lincah. Kesenian ini menggambarkan dinamisnya para muda dalam gerakan tarian pencak silat.
Menurut Aris, pada jaman Belanda dulu latihan pencak silat memang dilarang, sehingga diwujudkan dengan mengkolaborasi latihan pencak silat menjadi gerakan seni tari yang energik.
“Kesenian yang muncul pada jaman kolonial Belanda ini sudah hampir punah karena perkembangan jaman. Kita coba tampilkan kembali agar anak-anak kita mengetahui sejarahnya,” jelasnya.
Tampilan menarik lainnya disuguhkan oleh siswa SMP Negeri 3 Purbalingga yang mengusung tradisi dolanan anak-anak tempo dulu yang memanfaatkan media janur atau daun pohon kelapa. Dipadu dengan olahan musik kontemporer, mereka menampilkan kembali fungsi janur dalam tradisi dolanan anak “Terompet Janur” yang saat ini semakin terabaikan.
Peserta lainnya, SMP Negeri 1 Bojongsari mengusung berbagai produk kerajinan masyarakat Bojongsari seperti pithi, gelung, sapu lidi dan sulak. Produk warisan leluhur itu ditenteng oleh siswa SMP N 1 Bojongsari yang berpakaian warna warni sebagai promosi program Bela Beli Produk Bojongsari.
Sementara, SMP Negeri 1 Mrebet mengkolaborasikan sendratari wayang Ramayana dengan musik kentongan. Sebelumnya, Polres Purbalingga juga menampilkan tari Topeng Ireng yang dimainkan oleh jajaran anggota kepolisian Polres Purbalingga. Tampilan seni budaya menarik lainnya mewarnai pawai budaya Pelangi Budaya Purbalingga. (PI-4/PI-5)