PURBALINGGA – Sifat kikir/bakhil atau juga pelit terkadang menjangkiti manusia, sebagian menganggapnya baik karena dirasa harta tidak berkurang, padahal di sisi AllahSubhanahuwataala itu buruk. Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Sodikin Masrukin SAg dalam Pengajian Ahad Pagi Muhammadiyah di Pendopo Dipokusumo, Ahad (13/10).

Keburukan dan ancaman sifat kikir itu salah satunya ditegaskan dalam QS Ali Imran : 180. “Ayat tersebut menegaskan dengan serius bahwa kikir bukan sesuatu yang biasa biasa saja. Kikir akan merugikan dan memiliki resiko besar di akhirat,” katanya.

Pelit/kikir bisa diartikan tidak mau mengeluarkan kalau tidak mendapatkan balasan. Merasa rugi ketika memberi. Dorongan hati untuk tidak keluarkan sedekah. Bahkan menurutnya, orang yang bernadzar juga termasuk orang pelit.

“Karena orang yang nadzar itu mau mengeluarkan sesuatu jika dia mendapatkan sesuatu,” katanya.

Kikir juga bagian dari sifat orang munafik. Hal ini memiliki maksud bahwa orang kikir selalu berpandangan harta yang ia miliki adalah miliknya sendiri, padahal segalanya apa yang ada di semesta ini adalah milik Allah Subhanahuwataala, manusia hanya dititipi saja.

“Kikir menjadi sifat orang munafiq karena dia sama saja dengan melupakan Allah sebagai pemilik apa yang ada di alam semesta ini. Resikonya ketika dia sudah melupakan Allah maka Allahpun akan melupakan dia. Padahal kalau kita belajar pengalaman kadang harta bisa habis seketika jika terjadi suatu peristiwa/musibah, missal kebakaran, kehilangan atau perang,” katanya.

Kikir juga dapat berupa menimbun harta atau emas dan enggan mengeluarkan kewajiban zakatnya ketika sudah sampai pada nishobnya. Sebaliknya orang yang senang memberi khususnya di jalan kebaikan balasannya oleh Allah akan diberikan berlipat ganda.

“Dalam hadist riwayat Ahmad dan Hakim, bawa malaikatpun mendoakan untuk mempercepat kehancuran harta orang pelit,” katanya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan menyambut kegiatan pengajian Ahad Pagi ini, karena semakin banyak kegiatan positif keagamaan, semakin banyak orang ngaji semakin menbawa keberkahan tersendiri bagi Kabupaten Purbalingga.

“Hal ini juga sejalan degan misi mendorong masyarakat Purbalingga yang religuis beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.

Selain manfaat spiritual, kegiatan ini juga memberi manfaat sosial atau hablum minannas. Kerukunan antar dan inter umat beragama sangat dibutuhkan di tengah adanya oknum yang ingin memecahbelah bangsa.

Bupati juga titip untuk mendoakan bersama bahwa saat ini tengah dilanda musim kemarau yang panjang. “Beberapa waktu sudah gerimis, namun belum ada hujan lebat. Mudah mudahan dalam waktu dekat Allah menurunkan hujan, tentunya hujan yang memberi manfaat berkah dan barokah,” katanya.(Gn/Humas)