Untuk menjaga dan melestarikan DAS sungai Klawing dari ancaman merosotnya debit air di musim kemarau, serta sebagai destinasi kunjungan wisata baru di Kabupaten Purbalingga, Festival Klawing Tahun 2013 dibuka.
Pembukaan festival yang diawali dengan penanaman ratusan pohon di sekitar sungai, serta melombakan berbagai perlombaan seperti mancing di alur sungai, tubing, susur/treking sungai, lomba perahu karet/dayung dan perlombaan lainya.
“Selain untuk mendukung melestarikan DAS dari menurunnya debit air, festival yang diawali dengan penanaman pohon, juga untuk mendukung tahun kunjungan wisata Jateng/Visit Jateng 2013 yang dicanangkan pemprov Jateng. Selain itu juga untuk mengenalkan potensi destinasi wisata baru yang ada di Purbalingga,”kata Wakil Bupati Purbalingga Drs Sukento Ridho Marhaendrianto MM, di areal Bendung Slinga Desa Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga saat membuka Festival Klawing Tahun 2013 Sabtu (21/12).
Kento juga menuturkan, potensi sungai Klawing selain sebagai penggerak ekonomi di pedesaan melalui masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian di sungai, potensi lainnya juga sangat banyak. Salah satu potensi adalah adanya batu mulia di sungai tersebut.
“Para peneliti gabungan dari ITB dan Unsoed menemukan beberapa jenis batu seperti Jasper, Crystal Quartz, Hematite, Heliostone, Citrine, serta batuan lainya.Batuan tersebut mempunyai aneka warna-warni yang menarik dan setelah diproses bisa dijadikan hiasan, ukiran, permata, dan lain-lain,”katanya.
Untuk menjaga kelestarian sungai Klawing wabup mengajak, agar masyarakat Purbalingga untuk selalu menjaganya dengan baik.Jangan ada lagi penebangan hutan di hulu sungai, jaga kebersihan sungai serta tidak membuang sampah di aliran sungai.
Ketua Panitia Festival Klawing Tahun 2013 Joko Tri Haryanto mengatakan, pembukaan festival dimulai lomba mancing di sekitar bendung Slinga serta diikuti peserta dari berbagai wilayah di Purbalingga serta diawali dengan penanaman pohon secara simbolis oleh pejabat pemkab dan panitia.
“Pembukaan hari pertama Festival Klawing diadakan lomba mancing di sepanjang bendung dan diawali penanaman ratusan pohon disisi kanan kiri sungai, untuk memperbaiki DAS supaya debit air sungai tidak menurun disaat musim kemarau tiba,” tutur Joko, saat mendampingi para pejabat menanam pohon.
Joko menambahkan, bahwa penanaman atau penghijauan alur sungai Klawing sudah sangat mendesak untuk dilakukan karena sepanjang hutan di hulu harus rimbun oleh pepohonan untuk penahan air. Sehingga air tidak langsung mengalir ke sungai.
“Karena pelaksanaan festival tanpa adanya debit air yang memadai akan mustahil kegiatan ini dilakukan apalagi pada musim kemarau,”katanya.
Festival Klawing merupakan ikon wisata yang digagas oleh paguyuban pariwisata Purbalingga (Wisbangga) pelaku pariwisata Kabupaten Purbalingga dan diharapkan mampu menjadi destinasti baru wisata serta mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati alur sungai Klawing yang menyimpan potensi batu mulia dan mendukung program Visit Jateng Tahun 2013.
Lomba mancing untuk memeriahkan festival Klawing diikuti oleh 125 peserta dengan memperebutkan hadiah jutaan Rupiah. Dengan uang pendaftaran sebesar Rp 50.000,- peserta bebas memancing di areal bendung, serta kriteria pemenang adalah yang mendapatkan ikan terberat maka itulah pemenangnya.
Panitia menyediakan hadiah sejumlah uang untuk pemenang, juara I Rp 2.000.000,- juta, juara II Rp 1,250.000,- dan juara III.
Untuk juara I diraih warga Banjaran Kecamatan Bojongsari dengan perolehan ikan seberat 600 gram, juara kedua perwakilan Bank BNI Purwokerto dengan bobot ikan 500 gram, dan juara III dari Bank BNI Purwokerto dengan bobot ikan 250 gram, serta jenis ikan yang dipancing baceman. (Humas-Key)