PURBALINGGA, INFO – Tak mau kalah dengan daerah disekitarnya, potensi keindahan komplek Bendungan Sitangkil Desa Wanogara Wetan Kecamatan Rembang, bakal dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata. Pemerintah desa (Pemdes) dan Karang Taruna desa setempat tengah merintis adanya obyek wisata Kampung Air Soedirman.
“Nanti di lokasi bendung Sitangkil ini akan kita kemas sedemikian rupa agar menarik untuk wisata. Karang Taruna disini siap untuk mengembangkan dan mengelolanya,” kata Kepala Desa Wanogara Wetan, Joko Sumbodo disela acara Subuh Berjamaah Keliling dan Rehab RTLH yang dirangkai dengan penanaman pohon penghijauan di komplek Bendung Sitangkil, Sabtu (7/10).
Bendungan yang dibangun tahun 1991/1992, semula hanya dimanfaatkan untuk pertanian yakni untuk mengairi lebih dari 120 hektar lahan pertanian di desa Wanogara Wetan, Wanogara Kulon dan Wlahar. “Nantinya akan dikembangkan wahana pancuran air, perahu air di lokasi bawah bendungan, kemudian perahu karet untuk menyusuri aliran sungai,” jelasnya.
Tak hanya itu, di lokasi tersebut juga akan dibangun jalan di tengah persawahan menuju perbukitan yang ada. Pihaknya optimis, setelah pengembangan itu terwujud, bendung Sitangkil akan menjadi obyek wisata yang luar biasa guna mendukung pengembangan wisata yang ada di wilayah kecamatan Rembang.
Saat meninjau lokasi tersebut, Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dan Ketua DPRD Tongat sangat mendukung rencana pengembangan bending Sitangkil menjadi obyek wisata. Bahkan Bupati Tasdi langsung memerintahkan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) untuk segera melakukan perencanaan rehabilitasi terhadap bendungan yang berjarak sekira 400 meter dari Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman.
“Karena manfaatnya sangat besar, Saya minta Bappeda (Bapelitbangda-red) segera menghitung kira-kira berapa anggaran untuk merehab bendungan ini. Dan segera dialokasikan pada anggaran 2018,” kata Bupati Tasdi.
Menurut Bupati, pada 2009 lalu bendung Sitangkil pernah dilakukan rehabilitasi dengan bantuan dana APBD Rp 1 miliar. Setelah nantinya kembali dilakukan perbaikan, diharapkan bendungan Sitangkil dapat semakin maksimal dalam mendukung surplus beras di kabupaten Purbalingga. Selain itu, lanjut Bupati, setelah ditata, nantinya potensi bendungan ini dapat dikembangkan sebagai obyek wisata.
“Penghijauannya juga kita bantu. Sehingga tidak hanya menanam 10 pohon tapi bisa ratusan pohon ditanam di komplek aliran sungai ini,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Tasdi bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Wakil Bupati, Ketua DPRD, Forkopimda dan pimpinan OPD melaksanakan Subuh Berjamaah Keliling di Masjid Baitul Muhajirin Wanogara Wetan. Seperti biasanya, kegiatan Subuh Berjamaah Keliling yang diagendakan setiap bulan sekali juga sertai kegiatan social seperti pembagian beras Purbalingga, bantuan untuk ibu hamil dan balita, pemberian bibit cabe dan bantuan RTLH.
Untuk kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dilakukan pada lima lokasi yakni rumah Surono Sukro (RT 3/RW 3), Rakum (RT 2/ RW 1), Sumarjo (RT 2/RW 1), Ni Kadis (RT 2/RW 1) dan Ranu Miharjo (RT 1/RW 2).
Bantuan RTLH diberikan masing-masing dari PD. BPR BKK Purbalingga, PMI, OPD Kecamatan Rembang dan dua unit RTLH dari Baznas. Masing-masing rumah mendapat bantuan RTLH Rp 10 juta. Bupati Tasdi juga menambah bantuan semen masing-masing 20 zak setiap RTLH. (PI-4)