Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Banjaran di Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari, Purbalingga belum memenuhi syarat bagi kota lima kali Adipura ini masuk tahap verifikasi Adipura Kencana.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Purbalingga Ichda Masrianto saat bertemu para ketua RT/RW di Pendapa Dipokusumo, Kamis (10/4/2014) malam.
“Sebenarnya beberapa waktu lalu Purbalingga kedatangan tim verifikasi Adipura Kencana. Namun setelah melihat TPA, tim peninjau ini belum merekomendasikan Purbalingga masuk tahap verifikasi Adipura Kencana,” ungkap Ichda.
Menurut Ichda untuk dapat masuk tahap verifikasi Adipura kencana, pengelolaan TPA harus lebih memiliki nilai manfaat bagi masyarakat. Seperti adanya pemanfaatan sampah organik untuk pupuk, pengolahan gas metan untuk konsumsi bahan bakar gas dan listrik bagi masyarakat.
“Namun informasinya untuk kebersihan dan kerimbunan kota kita telah memenuhi syarat. Tinggal dilakukan peningkatan pada beberapa titik yang masih rendah nilainya. Terutama menyangkut budaya dan peran serta masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah keluarga,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Sukento Rido Marhaendrianto optimis tahun ini Purbalingga kembali menggondol piala Adipura untuk yang ke enam kalinya. Prestasi raihan Adipura hingga lima kali, menurut Bupati merupakan kerja keras yang selama ini ditunjukan oleh seluruh stekaholder pengelolaan kebersihan kota seperti para ketua RT dan Ketua RW di wilayah titik pantau.
“Lima kali meraih Adipura menjadi karya nyata masyarakat di wilayah titik pantau dan sekitarnya. Semua telah bekerja iklas membuat lingkunganya bersih dan hijau,” kata Bupati didampingi Sekda Imam Subijakto, Asisten Sekda Susilo Utomo dan Kodadiyanto serta Ketua Forum Purbalingga Bersih H Sudarno.
Menurut Bupati, penilaian Adipura memiliki tujuan jangka panjang agar kita semua warga bangsa melaksanakan budaya hidup bersih dan sehat. Program Adipura hanyalah embrio bagi upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
“Kita pikirkan yang jangka pendek dulu, bahwa kita mampu menjadi penerima Adipura keenam. Mudah-mudahan tahun depan kita mampu memboyong Adipura kencana,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati meminta seluruh jajaran SKPD bekerja sesuai tugas dan fungsinya dalam menyiapkan wilayah titik pantau. SKPD juga diminta mampu menerapkan Eco Office guna menciptakan kantor yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Bupati juga mengajak kader lingkungan hidup dan masyarakat untuk bahu membahu dalam mendorong partisipasi seluruh masyarakat dalam membina lingkungan yang bersih.
“Kiatnya adalah satu meter bersih. Kalau kita mampu menciptakan satu meter dari tempat kita berdiri menjadi tempat yang bersih maka lingkungan kita akan menjadi lebih baik. Kita tidak mungkin berdiri di satu tempat. Sehingga prinsip ini akan terbawa dimanapun kita berdiri,” tandasnya.
Untuk mendukung aktifitas gerakan kebersihan di masyarakat, Pemkab melalui Forum Purbalingga Bersih memberikan stimulan sebesar Rp 125,5 juta. Dana stimulan itu disalurkan untuk 149 RT titik pantau masing-masing Rp 500 ribu dan 190 RT di luar titik pantau masing-masing Rp 250 ribu. Sedangkan untuk bantuan Desa/kelurahn Rp 1 juta.
“Stimulan dari pemkab untuk dimanfaatkan mendukung kegiatan kebersihan di lingkungannya masing-masing,” ungkap Ketua FPB H Sudarno.
Sudarno berharap, tanpa adanya stimulus, hendaknya pola hidup bersih dan sehat (PHBS) selalu dilaksanakan mulai dari tingkat keluarga. Karena menurut Sudarno, pola hidup bersih merupakan bagian dari cabang keimanan. “Cabang ibadah paling rendah adalah menyingkirkan sampah di jalan,” tandasnya.
Penilaian kedua (P2) Adipura akan diselenggarakan pekan depan. Sedianya P2 akan dilaksanakan antara tanggal 14 – 16 April ini. Namun karena pada waktu bersamaan tim menilai di daerah pantura, maka penilaian diperkirakan baru akan dilaksanakan pekan ke tiga April. (Hr).