PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengajak Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin RI) untuk mendukung 4 program Revitalisasi industri kecil dan menengah (IKM) yang akan dilakukan Pemkab Purbalingga. Empat program tersebut diantaranya program revitalisasi sentra IKM Gula Kelapa, Pengolahan Nanas, Batik dan Program Penguatan UPT Logam.
“Kami berharap sinergi dan dukungan dari Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKMA (Industri Kecil, Menengah dan Aneka) agar upaya pemerintah dalam melakukan pemberdayaan dan pengembangan IKM di Kabupaten Purbalingga dapat berjalan optimal,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM saat melakukan kunjungan kerja ke Ditjen IKMA Kemenperin RI, Rabu (20/1/2021).
Menurut Bupati, dukungan 4 sektor IKM tersebut diperlukan mengingat adanya kendala-kendala yang dihadapi. Untuk IKM Gula Kelapa misalnya tingkat produksi dari KUB masih rendah yakni 5 – 50 ton/bulan, sulit dilakukan kontrol standarisasi manajemen dan mutu produk ekspor, keterbatasan sarana dan prasarana peralatan serta KUB belum memiliki standar manajemen dan mutu keamanan pangan.
“Program revitalisasi sentra IKM Gula Kelapa yang bisa dilakukan terdiri dari 2 kegiatan. Pertama, penguatan KUB dengan cara bantuan peralatan, pendampingan sertifikasi GMP/HACCP dan fasilitasi pemasaran ekspor. Kedua, revitalisasi sentra IKM Gula Kelapa yakni dengan pembangunan gedung produksi yang sesuai standar, fasilitas peralatan, Pendampingan dan sertifikasi GMP and HACCP, Sistem manajemen berbasis IT,” katanya.
IKM Nanas di Purbalingga juga memiliki beberapa permasalahan, diantaranya belum memiliki alat/ teknologi pengalengan dan pengalengan masih dilakukan di luar daerah. Sehingga memperbesar biaya produksi yang berdampak kepada harga jual yang tinggi sehingga harga jual kurang bersaing di pasar ekspor. Disamping itu juga belum memiliki standarisasi manajemen dan mutu pangan.
“Program yang dapat dilakukan untuk revitalisasi IKM Nanas diantaranya : fasilitasi mesin dan peralatan proses pengalengan nanas, Rehabilitasi sarana tempat produksi untuk memenuhi standar keamanan pangan; Pendampingan dan sertifikasi GMP/HACCP dan Fasilitasi pemasaran ekspor,” katanya.
Sentra IKM Batik di Purbalingga juga membutuhkan support karena selama ini masih menghadapi beberapa kendala. Misalnya pangsa pasar masih terbatas, produktivitas dan diversifikasi produk masih rendah, belum memiliki branding produk yang kuat, dan sarana prasarana yang dimiliki IKM masih terbatas.
“Hal yang dibutuhkan dalam revitalisasi IKM Batik di Purbalingga. Pertama, revitalisasi Kampung Batik Limbasari dan 19 sentra batik yang lain, yakni dengan : revitalisasi bangunan outlet pemasaran dan edukasi; bantuan peralatan dan prasarana batik; Pelatihan/ bintek teknik desain, pewarnaan dan produk turunan batik; dan Sertifikasi profesi/ keahlian batik,” katanya.
Terkait IKM Pembangunan Industri Logam (Pilog), Bupati mengucapkan terimakasih kepada Kemenperin yang telah memfasilitasi pembangunan sentra IKM Logam di Purbalingga yang saat ini terdapat 38 workshop aktif dengan 230 tenaga kerja. Meski demikian UPTD Pilog masih menghadapi hambatan. Diantaranya belum optimal dalam pelayanan jasa teknis yang dibutuhkan IKM logam; dan belum optimal memfasilitasi kebutuhan link and match dengan industri besar/ATPM.
“Oleh karenanya kami Pemda Purbalingga membutuhkan dukungan penguatan UPTD Pilog berupa bantuan mesin dan peralatan. Diantaranya Mesin Fiber Laser Cutting, Mesin CNC Milling, Mesin Shearing Hydraulic, Mesin Fiber Laser Marking, Mesin Pencetak Galvalum, Las Argon, Mesin Cutting Wheel 14 inchi, Bor Duduk 1.3 x 35 cm dan Rol Plat Manual,” katanya.
Kegiatan kunjungan kerja ini diterima oleh Sri Yunianti selaku Direktur Pangan, Bahan dari Kayu, dan Farmasi Kemenperin. Pada intinya pihaknya sangat mendukung upaya yang telah dilakukan Pemkab Purbalingga dalam pembinaan keempat centra IKM tersebut. Pihaknya juga akan menampung permintaan dukungan tersebut untuk dapat dipertimbangkan.
“Kami juga mengapresiasi kinerja pembangunan UPTD Logam di Purbalingga, sehingga kami dari Kemenperin akan kembali mengalokasikan dana DAK 2021 sebesar Rp 25 M. Harapannya pembangunan UPTD Logam tahap 3 ini juga akan berjalan lancar dan baik sehingga memberikan manfaat besar bagi perkembangan IKM logam di Purbalingga,” kata Sri. (Gn/Humas)