PURBALINGGA, INFO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga membentuk tim khusus yang menangani percepatan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman (BJBS).  Pembentukan tim ini juga atas intruksi Kementerian Perhubungan  yang telah membentuk tim serupa ditingkat pusat. Di tingkat pusat, Tim Percepatan terdiri dari Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Mabes TNI Angkatan Udara dan PT Angkasa Pura II.

“Pemerintah pusat melalui Kementerian perhubungan telah membentuk Tim percepatan pembangunan bandara Soedirman di Purbalingga dan bandara internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka. Untuk tim khusus di tataran Pemkab Purbalingga diketuai oleh Sekretaris Daerah (Wahyu Kontardi, SH – red),” kata Bupati  Purbalingga Tasdi, SH, MM di ruang kerjanya, Senin (27/8).

Dikatakan Tasdi, Tim Percepatan pembangunan bandara Soedirman terus berkoordinasi dengan tim percepatan yang dibentuk Kementerian perhubungan. Tim di Purbalingga terdiri dari empat kelompok kerja (Pokja). Pokja I dipimpin Inspektur Inspektorat Drs Agus Winarno, M.Si yang menangani bentuk perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak terkait, kemudian Pokja II dipimpin kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Ir Zaenal Abidin, MM yang menangani pembebasan lahan untuk penambahan landasan pacu. Pokja III dipimpin kepala Dinas Perhubungan Drs Yonathan Eko Nugroho, M.Hum yang menangani kaitan dengan teknis perhubungan, dan Pokja IV yang dipimpin Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Ir Setiyadi, M.Si yang menangani pembangunan infrastruktur pendukung bandara dan prasarana jalan menuju bandara.

“Tim ini terus berkoordinasi, dan kami juga terus melakukan rapat dengan pemerintah pusat yang terdiri dari Kemenhub, Kementerian BUMN, Mabes TNI dan PT Angkasa Pura II selaku calon operator bandara,” kata Tasdi.

Tasdi menegaskan, berdasarkan rapat koordinasi dengan tim percepatan pembangunan bandara di pusat, diharapkan DED (Detail Enginering Desaign) selesai pada Oktober 2017 ini. Begitu DED selesai PT Angkasa Pura II langsung mulai melakukan pembangunannya. Paling tidak Desember 2017 sudah mulai pembangunan fisik bandara.

“Percepatan pembangunan bandara Soedirman juga bersamaan dengan pembangunan bandara Kertajati di Majalengka Jawa Barat. Bandara Kertajati dijadwalkan selesai pada kuartal I tahun 2018, dan bandara Soedirman ditargetkan mulai beroiperasi pada akhir tahun 2018. Kami berharap, bandara Soedirman bisa diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 18 Desember 2018 bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga,” kata Tasdi.

Tasdi menambahkan, berdasarkan rapat lanjutan dengan Direktur PT Angkasa Pura II (Muhammad Awaludin-red), AP II menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk pembangunan bandara Kertajati dan bandara Soedirman. Alokasi anggaran untuk bandara Soedirman Rp 325 miliar dan bisa ditambah lagi. Biaya ini untuk pembangunan landasan pacu 1.600 meter dan akan terus diperpanjang secara bertahap hingga 2.400 meter, untuk pembangunan terminal kapasitas 500 ribu penumpang per tahun, taxiway dan fasilitas lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang melakukan kunjungan ke bandara Soedirman, Minggu (6/8/2017) lalu memastikan bandara Jenderal Besar Soedirman  Purbalingga akan beroperasi paling lambat akhir tahun 2018. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) akan menjadi operator atau pengelola bandara ini.  PT Angkasa Pura II telah menyiapkan dana sebesar Rp 350 miliar untuk membangun prasarana pendukung.  Menhub juga optimis, pembangunan Bandara Soedirman akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan. “Ini kolaborasi yang sangat cantik antara AP II, Kemenhub, TNI AU dan Pemkab Purbalingga. Kami targetkan selesai pembangunan dan mulai dioperasikan akhir tahun 2018,” tegas Menhub Budi Karya Sumadi ketika itu. (PI-1)