PURBALINGGA – Pasca terjadinya bencana alam tanah bergerak dan amblas yang terjadi di SDN 1 Jingkang Kecamatan Karangjambu, Bupati Purbalingga H. Tasdi SH. MM. meninjau lokasi dan mengkoordinasikan jajaran terkait yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (DPU PR), Forkopimcam Kec. Karangjambu dan juga Pemerintahan Desa Jingkang untuk penanganan bencana yang terjadi.
“Kita masih menunggu kajian tim geologi yang akan segera mengidentifikasi layak tidaknya tanah yang ditempati oleh SDN 1 Jingkang tetap dipertahankan atau solusi jangka panjang, kita akan relokasi dan membangun SD dan juga TK Pertiwi Jingkang menempati tanah milik Perhutani,” kata Bupati saat meninjau lokasi bencana di SDN 1 Jingkang, Jum’at (04/05).
Bupati melanjutkan, terkait rencana relokasi, kerjasama telah ditempuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dengan Perum Perhutani, namun sementara belum ada perjanjian teknis bidang pendidikan. Nantinya di lahan Perhutani akan dibangun total satu lokal gedung yang diperuntukkan untuk SD dan TK. Menurutnya hal itu akan segera dilaksanakan karena dikhawatirkan apabila masih menempati lokasi yang sekarang akan sangat membahayakan bagi warga SDN 1 Jingkang terutama para siswanya.
“Mudah-mudahan relokasi nantinya tidak ada kesulitan, antara Perhutani dan Pemkab Purbalingga saling memahami karena semuanya demi kepentingan bangsa. Selama ini Pemkab berusaha agar 463 SD yang ada di Purbalingga memiliki gedung yang nyaman untuk proses pembelajaran tanpa mengkhawatirkan aspek keselamatan yang mengancam jiwa peserta didik,” kata Bupati.
Sebagai antisipasi sebelum terlaksananya relokasi, Bupati Tasdi menginstruksikan kepada Dindikbud, Camat Karangjambu dan juga pemerintahan desa Jingkang untuk selalu mewaspadai bencana yang sewaktu-waktu kembali terjadi dan apabila dirasa tidak aman segera mengungsikan para siswa melaksanakan pembelajaran di rumah-rumah penduduk.
Namun bukan hal yang mudah apabila proses pembelajaran dilaksanakan dirumah penduduk seperti disampaikan Sugiarto, S.Pd MM. Kepala Bidang Pembinaan SD Dindikbud Kab. Purbalingga. Sugiarto mengatakan banyak kendala yang terjadi apabila kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan di rumah penduduk, karena tidak semua rumah memungkinkan untuk dilaksanakannya KBM.
“Disamping tidak memungkinkan, proses pembelajaran mengganggu aktifitas keluarga yang ditempati, dan juga komunikasi guru dengan sekolah menjadi jauh. Kemarin kami coba tetap melaksanakan KBM dan ujian tetap di sekolah, namun kami sampaikan kepada Kepala Desa untuk kembali mempertimbangkan mengungsikan kembali siswa apabila kondisi sekolah membahayakan,” kata Sugiarto.
Seperti disampaikan Kepala Desa Jingkang Bambang Hermanto, pihak pemerintahan desa Jingkang sangat berharap adanya relokasi SDN 1 Jingkang karena menurut hasil penelitian dari Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, SDN 1 Jingkang berada diatas mata air bawah tanah dan sangat tidak layak untuk ditempati bahkan merekomendasikan untuk segera dikosongkan karena bencana tanah bergerak dan amblas bisa terjadi setiap saat.
“Untuk merelokasi SDN 1 Jingkang, kendala yang ada pada kami adalah kesulitan mencari lahan baru, sementara tanah kas desa tidak tersedia. Maka kami berharap relokasi SDN 1 Jingkang di tanah Perhutani akan segera direalisasikan,” kata Bambang. (t/humas)