PURBALINGGA, DINKOMINFO – Pemerintah Kabupaten Purbalingga menggerakkan masyarakatnya menanam cabe rawit. Gerakan yang diberinama ‘Macan Manis’ (Mama cantik menanam Cengis) dicanangkan oleh Bupati Tasdi, SH, MM di alun-alun, Selasa (11/4). Cengis merupakan sebutan dari cabe rawit. Gerakan tersebut juga dicatat oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) dan memecahkan rekor yang sama yang dipegang oleh Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Pebruari 2017 lalu.
Bupati Tasdi mengatakan, gerakan penanaman cengis bukan merupakan seremoni belaka, dan bukan pula sekedar pamer. Gerakan ini juga mengandung aspek ekonomis serta menghidupkan kembali warung hidup di lingkup rumah tangga. “Melalui gerakan ini, kami mengajak masyarakat untuk tidak konsumtif, tetapi merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar ikut menanam cengis dan memanfaatkan Lingkungan rumahnya. Dari sisi ekonomi, cabe rawit itu tentunya memiliki nilai ekonomis, apalagi saat ini harganya masih tinggi,” kata Tasdi.
Tasdi mengatakan, gerakan menanam cengis ini sebagai salah satu perwujudan agenda presiden Jokowi dalam Nawa Cita khususnya point ke enam. Dalam nawa cita itu, mengajak untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama-sama bangsa asia lainnya. “Presiden Soekarno juga pernah mengatakan, masalah pangan adalah masalah bangsa, maka semua masyarakat harus ikut ambil bagian dalam memecahkan persoalan ini,” kata Tasdi.
Tasdi menambahkan, cabai merupakan komoditas yang bisa mempengaruhi perekonomian. Fluktuasi harga cabai bisa berdampak langsung terhadap naik turunnya inflasi. Harga cabai yang melonjak terhadi hamper setiap Tahun dan menjadi buah bibir di masyarakat serta pemberitaan besar di media massa sehingga komoditas ini menjadi salah satu perhatian pemerintah baik di pusat dan daerah.
“Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu upaya khusus dan kerja keras dari berbagai pihak. Selain perbaikan di sector budidaya cabai dan tata niaga perlu pula partisipasi masyarakat luas, dalam hal ini perlu melibatkan ibu rumah tangga yang merasakan langsung dampak dari fluktuasi harga cabai,” tambah Tasdi.
Ketua Tim Penggerak PKK Purbalingga Ny Erni Widyawati Tasdi mengatakan, gerakan ‘Macan Manis’ diprakarsai oleh Tim Penggerak PKK dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga. Gerakan ini diikuti oleh 5.530 ibu rumah tangga dari target awal 5.500 orang. Setiap ibu rumah tangga menanam 4 batang sehingga seluruhnya berjumlah 22 ribu batang tanaman cengis yang ditanam serempak. “Gerakan ini dilaksanakan di 18 kecamatan di Purbalingga dan diikuti oleh organisasi wanita, darma wanita, anggota Korpri wanita, karyawati perusahaan dan anggota kelompok wanita tani,” kata Erni Tasdi.
Sementara itu Manajer MURI Sri Widiyati mengatakan, penghargaan MURI atas penanaman cabai terbanyak dicatat di Purbalingga dengan jumlah bibit cabai sebanyak 22 ribu polibag. Bibit ini dibagikan kepada 5.530 ibu rumah tangga. Rekor ini merupakan rekor ke-13 yang diperoleh semasa pemerintahan Bupati Tasdi dan wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dan dicatat di agenda rekor MURI Nomor 7.882. “Pencapaian gerakan penanaman cabai ini memecahkan rekor MURI yang diperoleh Pemkot Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada 10 Pebruari 2017 lalu. Saat ini, Pemkot Balikpapan melalui gerakan sejuta benih cabai membuat rekor MURI dengan membagikan 5.120 bibit. Dengan gerakan Macan Manis di Purbalingga, maka rekor menanam cabai di kota Balikpapan berhasil dipecahkan oleh Pemkab Purbalingga,” kata Sri Widiyati. (yit/hr/pri)