PURBALINGGA, INFO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga terus berkomitmen untuk menekan angka stunting. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bappelitbangda, Kusmartadi saat pelaksanaan penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting di Badan Perencana Pembangunan Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/5).
Kusmartadi mengatakan, di Kabupaten Purbalingga dengan adanya perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja wanita maka Pemkab menggandeng pihak manajemen perusahaan untuk mengakomodir para ibu menyusui (Busui). Diantaranya perusahaan diminta menunjuk Kader Kesehatan untuk memotivasi Busui untuk memberikan ASI eksklusif, dan penyediaan ruang laktasi.
“Data Dinkes menunjukkan terdapat kenaikan cakupan ASI dari 73,6% di tahun 2022 menjadi 77,5% di tahun 2023,” tuturnya.
Di tahun 2024 ini ditargetkan angka prevelensi stunting di Kabupaten Purbalingga adalah 13%. Untuk itu keberadaan data ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi yang baru lahir menjadi sangat penting untuk melakukan monitoring agar kegiatan sosialisasi dan pendampingan bisa terarah melalui Puskesmas.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes Purbalingga, Devi Setyawati saat mengikuti kegiatan tersebut secara daring di Ruang Rapat Kepala Dinkes mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring setiap bulan melalui Puskesmas. Bidan Desa dan Kader Kesehatan bertugas untuk melakukan pendataan dan pendampingan terhadap ibu hamil, Busui, batita, dan balita.
“Ketersediaan data di tahun 2023 mencapai 77% dan di tri wulan pertama 2024 menjadi 87,25%,” pungkasnya. (fph/kominfo)