PURBALINGGA – Minimnya penerangan jalan di beberapa titik yang ada di wilayah Purbalingga berpotensi menjadi sasaran tindakan kriminalitas. Dari beberapa tindak kejahatan yang terjadi di Purbalingga akhir-akhir ini, tempat kejadian perkaranya (TKP) di jalan yang minim penerangan jalan.
“Karena yang menarik dari tindak kriminalitas akhir-akhir ini TKP-nya ditempat atau jalan yang penerangan jalannya minim atau gelap. Begitu juga kejadian penemuan mayat di Desa Karangreja dan perampasan barang berharga dengan mencongkel kaca mobil di Jalan Soekarno-Hatta Kalimanah juga karena minimnya penerangan jalan,”papar Kepala Kepolisian Resort (Kapolrse) Purbalingga AKBP Anom Setiadji pada sat acara Rakor Ekuinda Tingkat Kabupaten Purbalingga Tahun 2015 di Ruang Ardilawet Gedung B Setda Purbalingga, Kamis (18/6).
Anom menambahkan, banyaknya kecelakan selain karen faktor kesalahan manusia seperti rem blong, tidak menguasai kendaraan serta tidak memiliki SIM juga alasan tidak adanya penerangan jalan. Harapannya, pemkab beserta instansi terkait segera membenahi hal tersebut..
“Untuk itu, saya sudah kumpulkan dan menginstruksikan semua kapolsek agar mengiventarisir dan menghitung lampu penerangan jalan yang belum berfungsi secara optimal. Karena yang menarik dari kejahatan dan kecelakaan lalulintas akhir-akhir ini, kejadiaannya di tempat yang minim penerangan jalan,”terangnya.
Jelang Lebaran Gelar Operasi Ketupat Candi
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang perayaan Idul Fitri/lebaran, Polri akan menggelar Operasi Ketupat Candi 2015 di seluruh wilayah RI. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengamankan, baik sebelum maupun sesudah lebaran. Pelaksanaan operasi ketupat candi di Purbalingga akan mengamankan beberapa titik/objek penting seperti jalan yang dilalui pemudik, objek wisata dan tempat ibadah dengan dukungan 220 personil.
“Seperti tahun lalu, belum ada pergeseran sangat penting dalam pengaman lebaran tahun ini, yaitu ada enam titik yang akan didirikan pos pengamanan (pospam). Seperti di tanjakan Bayeman Kecamatan Karangreja dan di Bobotsari. Selanjutnya pintu masuk dari Banyumas di Jompo Kecamatan Kalimanah, serta Alun-alun Purbalingga, dan Terminal Purbalingga juga Bukateja,”jelas Anom.
Operasi Ketupat Candi Tahun 2015 ini, sambung Anom, melibatkan berbagai unsur, seperti TNI pemkab, dan masyarakat serta kesehatan dan SAR juga unsur lainya.
“Menjelang operasi ketupat candi, situasi kamtibmas di Purbalingga cukup kondusif. Namun ada 28 kejadian kejahatan serta 19 kasusnya diselesaikan. Satu bulan menjelang pelaksanaan operasi tersebut, jumlah laka sebanyak 36 kejadian dengan korban meninggal tiga orang, serta yang mengalami luka ringan 52 orang dan kerugian material akibat dari kejadian itu sebesar Rp150.000.000,”terangnya.
Sedangkan data pelanggaran lalulintas satu bulan menjelang operasi tersebut, tandas Anom, jumlah pelanggaran yang terkena tilang sebanyak 2695. Pelanggar yang mendapat teguran sebanyak 1205 pelanggar.
“Sehingga jumlah keseluruhan pelanggar lantas 3900 dengan jumlah denda Rp202.125.000. Terkait dengan arus mudik di Purbalingga, diperkirakan akan terjadi peningkatan pada H-7 hingga H-4. Puncaknya pada H-3 dan H-2 sebelum lebaran. Dan perkiraan puncak arus balik terjadi pada H+2 dan H+3. Sedangkan kemacetan lalulintas akibat belum selesainya pengerjaan proyek fisik yang masih berlangsung pengerjaannya dibeberapa titik selama sebelum dan sesudah lebaran, kepolisian berkoordinasi dengan pemkab serta unsur terkait seperti DPU juga Dihub. Kami akan mengatur dan menyiapkan rekayasa jalan, serta menyesuaikan kendaraan sesuai kelas jalan. Sehingga kemacetan tidak akan semakin parah,”tandasnya. (Sukiman)