PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menyelenggarakan Pengajian Akbar bersama ustadz Dr H Wijayanto MSi di alun-alun Purbalingga, Kamis (2/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan Pemkab Purbalingga.
Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon menuturkan bahwa sudah sepatutnya peringatan hari kemerdekaan ini diisi dengan hal-hal yang positif. Salah satunya yakni pengajian akbar kali ini.
“Kegiatan Pengajian Akbar ini memiliki tujuan untuk meningkatkan iman kita kepada Allah Subhanahuwataala. Disamping itu juga memiliki manfaat sosial, yaitu sebagai silaturahmi, menambah paseduluran ukhuwah islamiyah, basyariyah dan wathoniah serta mempererat hubungan antara umaro, ulama dan umat,” katanya.
Plt Bupati Tiwi juga menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Purbalingga yang hadir dalam pengajian akbar ini. Ia mendoakan agar semua yang hadir termasuk golongan umat yang senantiasa mendapatkan hidup yang barokah serta atas izin Allah subhanahuwataala mendapatkan pertolongan dan syafaat Rosulullo solalohualaihiwasalam.
Ustadz Dr H Wijayanto MSi mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa mengingat kematian. Sebab kematian tangan Allah bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi. Karena bisa saja yang muda duluan dan yang tua malah belakangan atau sebaliknya.
Menurut Ustadz Wijayanto kematian yang paling banyak di Indonesia itu justru di usia muda. Karena kesempatan untuk berpeluang mati banyak dialami anak muda. “Mulai dari kebut-kebutan, balap liar. Jarang simbah-simbah malem kebut-kebutan, yang mati overdosis juga rata-rata remaja, yang mati karena tawuran juga rata-rata remaja. Adakah tawuran misalnya panti jompo dengan panti wredha? itu jarang. Yang mati karena aborsi. Simbah-simbah mau aborsi juga jarang,” katanya.
Meski demikian, orang-orang justru ketika ada kematian kebanyakan tanya sakit apa, padahal orang sehatpun juga bisa saja meninggal. Misalnya orang sedang naik kapal, sedang sehat dan senang kemudian kapal tenggelam.
“Orang sedang olah raga mati ada ngga?. Artis Adji Masaid atau keeper Perselalamongan, bahkan Dokter OZ yang ngajari orang awet urip malah mati duluan,” katanya.(Gn/Humas)