PURBALINGGA – Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Purbalingga, Sabtu (12/5) menggelar Gebyar Batik Khas Purbalingga atau Batik On The Street di kompleks Jalan Alun-alun Utara Purbalingga. Kegiatan ini meliputi Fashion Show yang diikuti oleh pelajar, umum (karya-karya disainer Purbalingga) dan Tim Penggerak PKK dari desa/kelurahan se-Purbalingga.
Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM dalam sambutannya menekankan agar kedepan acara ini bisa ditingkatkan kualitas penyelenggaraannya maupun kuantitas peserta, motif maupun produknya. Bupati meyakini kegiatan ini merupakan bagian dari spirit melaksanakan Undang-undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Batik telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, maka ini tidak boleh hilang dan tidak boleh lenyap. Maka dari pemerintah pusat hingga daerah punya kewajiban untuk nguri-uri batik,” kata bupati kelahiran 11 April 1968 ini.
Perihal batik di Purbalingga ini Bupati Tasdi berpesan kepada Tim Penggerak PKK, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Bagian Perekonomian Setda untuk bersimbiosis mutualisme dengan pengrajin batik di Purbalingga. Pasalnya, bupati menilai jumlah pengrajin batik masih minim.
“Dari 26.000 UMKM di Purbalingga, yang memproduksi batik hanya 275 saja, ini masih minim. Sehingga perlu ada program intensifikasi dan ekstensifikasi, bagaimana mengoptimalkan yang sudah ada dan bagaimana buat regenerasi pengrajin batik sehingga ada pelestarian batik dan mengikuti dinamika,” katanya.
Bupati juga menekankan agar Dinas Koperasi dan UMKM Purbalingga agar 275 pengrajin yang ada di kecamatan kecamatan kedepan agar ada ekstensifikasi. Yakni bagaimana agar tiap kecamatan ada sentra-sentra batiknya.
“Karena kita akan menangkap dinamika dengan dibukanya bandara Panglima Jenderal Besar Soedirman. Jangan sampai saat bandara dibuka, exit tol dibuka, tapi yang banjir di Purbalingga bukan produk Purbalingga tapi produk luar Purbalingga, ini tidak boleh terjadi!. Maka perlu adanya penanganan yang serius agar bisa bersaing produk dari luar,” imbuhnya.
Pelestarian batik ini juga dinilai selaras dengan Nawacita pemerintahan Jokowi –Jk dan visi-misi Kabupaten Purbalingga yakni meningkatkan produksi ekonomi rakyat. Sebagai wujud komitmennya, Pemkab Purbalingga telah mengeluarkan Perbup No. 31 Tahun 2017 tentang kebijakan Bela Beli Purbalingga. Perbup itu, selain mendorong untuk membeli produk-produk purbalingga, tapi juga wujud bahwa jiwa raga kita tidak boleh lupa dengan Purbalingga di tengah globalisasi.
“Melalui acara gebyar batik ini, bupati berharap bisa menggugah tidak hanya semangat pengrajin batik tapi juga para pemangku kebijakan, baik eksekutif maupun legislatif untuk turut memajukannya,” katanya.