PURBALINGGA – Kecamatan Karanganyar jadi prioritas dari Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi untuk mendapatkan program pompanisasi dan penanganan masalah irigasi pertanian. Hal ini mengingat di Karanganyar masih ada 80 hektare sawah yang hanya bisa 1 kali panen setahun akibat kekurangan air.
“Karanganyar banyak yang masih 1 kali panen setahun dimana idealnya itu bisa 2 atau 3 kali panen. Rata-rata permasalahannya adalah air dan irigasi. Tahun 2025 Bu Tiwi punya program bantuan irigasi perpompaan. Ini memang harus dikhususkan untuk Kecamatan Karanganyar. Tolong ini ada Dinpertan, Bu Tiwi titip Karanganyar perlu perhatian khusus,” kata Bupati Tiwi dalam kegiatan Bupati Sambang Tani Kecamatan Karanganyar di balai Desa Kaliori, Selasa (27/8/2024).
Bupati menjelaskan program pompanisasi pertanian yang akan diberikan tahun 2025 mendatang menggunakan pompa tenaga surya. Sehingga para kelompok tani nantinya tidak terbebani dengan pembelian bahan bakar minyak. Meski demikian pompa ini tetap membutuhkan sumber air untuk dialirkan.
“Dinas PUPR saya juga titip masalah bendungan, masalah irigasi yang nanti disampaikan para petani, Kecamatan Karanganyar jadi prioritas penanganan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” katanya.
Untuk diketahui, kegiatan Bupati Sambang Tani diselenggarakan bergilir setiap kecamatan menghadirkan para Ketua Gapoktan, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Ketua Pemuda Tani dari masing-masing desa. Melalui kegiatan ini, Bupati memberi motivasi sekaligus menyerap aspirasi apa yang jadi kebutuhan petani untuk meningkatkan produktivitasnya.
“Sektor pertanian jadi sektor penting karena menyangkut hidup matinya bangsa. Pertanian identik masalah pangan. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan nasional. Kalo tidak tercukupi negara akan gonjang ganjing,” katanya.
Perwakilan Gapoktan dari Desa Kaliori, Joko Samingun menyatakan butuhnya air demi kelangsungan 225 hektare lahan sawah milik Gapoktan agar bisa terus produktif. “Kami bagaikan tikus mati di lumbung padi, kami bersebelahan Sungai Gintung yang tidak pernah kering tapi tidak bisa memanfaatkan untuk pertanian karena terhalang bukit. Mohon untuk ada solusi,” katanya.
Aspirasi serupa juga disampaikan Jamhari, Perwakilan Kelompok Tani Desa Buara. Ia menjelaskan Desa Buara terkenal banyak air tapi beberapa area masih ada yang kesulitan. “Kemarau seperti ini kami kesulitan air di beberapa area. Kami mohon untuk bantuan pompanisasi mengambil sumber dari Sungai Tungtunggunung yang jaraknya 100 meter dari lahan sawah,” katanya.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Karanganyar, Agus Cahyadi mengungkapkan Kecamatan Karanganyar terdapat petani sebanyak 4330 orang dengan lahan sawah seluas 1268 ha, tegalan ada seluas 515 ha. Produktivitas padi di Kecamatan Karanganyar yakni 5,4 ton per ha.
“Tahun ini yang masih sekali tanam setahun seluas 80 hektar dari total luas lahan sawah 1268 hektar. Sedang kita upayakan untuk irigasi perpompaan agar luas yang tidak bisa tanam menurun,” katanya.
Saat ini BPP Karanganyar telah berkoordinasi dengan DPUPR terkait kerusakan saluran irigasi di beberapa titik untuk segera ditangani. Fasilitasi permpompaan ukuran 3 inchi juga sudah dilakukan namun masih menggunakan BBM.
“Tahun ini melalui Dinas Pertanian juga ada program irigasi perpompaan. Rumah pompanya sudah dibangun namun belum teraliri listrik. Rencananya untuk mengairi 20 hektar. Dan kita upayakan untuk di tambah kegiatan irigasi perpompaan nya. Agar areal yang terairi lebih luas,” katanya.(Gn/Prokompim)