PURBALINGGA, DINKOMINFO – Para petani padi di wilayah Desa/Kecamatan Bukateja mulai beralih menanam padi berumur pendek dan memiliki produktivitas tinggi. Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sida Muncul setidaknya menanam padi varietas M 400 seluas 15 hektar, dan varietas M 70 D seluas 5 hektar. Produktivitas padi hasil panennya rata-rata 7,3 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP).
Hasil panen padi varietas tersebut dibuktikan langsung oleh Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Inf Suhardi, Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM, Komandan Kodim 0702 Letkol Kav Dedi Safrudin, Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Banyumas Setio Wastono, Ketua Tim penggerak PKK Ny Erni Widyawati Tasdi, dan sejumlah tamu undangan lain yang hadir pada temu lapang panen raya padi dan serap gabah petani di lahan Dem Farm kelompok tani Sida Muncul, Desa/Kecamatan Bukateja, Kamis (13/4).
Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Ir Lily Purwati mengungkapkan, varietas padi M 400 dan M 70 D masih berupa Galur, artinya hasil padi panenannya bisa dijadikan bibit lagi. Varietas M 400 usia panen 84 hari, sedang varietas M 70 D berusia 70 hari. Selain berumur pendek, keunggulan varietas ini adalah ahan terhadap serangan hama, memiliki daya tahan terhadap lingkungan, tidak mudah roboh, dan memiliki jumlah bulir padinya bisa mencapai 400 buah.
“Dengan umur padi yang pendek dan produktivitas yang tinggi, maka dalam satu tahun bisa ditanam 3 – 4 kali pada sawah yang irigasi baik. Oleh karenanya kami optimis target surplus beras 81 ribu ton pada tahun ini bisa tercapai,” kata Lily.
Lily menambahkan, kelompok Sida Muncul merupakan salah satu kelompok terpilih menjadi lokasi Den Fam padi varietas M 400 dan M 70 D dari 16 kelompok tani se-Indonesia. Dengan berhasilnya demontrasi farm ini membuat para petani memilih untuk menanam padi yang berumur pendek. “Dari sasaran target penanaman padi seluas 49 ribu hektar, hingga saat ini sudah terealisasi seluas 23 ribu hektar. Rata-rata produktivitas padi hasil panen 6,01 ton/ha. Hasil panen terendah 5,6 ton/ha di lahan wilayah Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, sementara di lahan lainnya di wilayah Purbalingga ada yang bisa mencapai 8 ton/ha,” tambah Lily.
Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan, kondisi pangan di Purbalingga dalam status cukup mantap. Hal ini terlihat dari surplus beras hampir setiap tahunnya. Pada tahun 2015 surplus beras 22.000 ton, tahun 2016 sebesar 63 .000 ton, dan pada tahun 2017 ini ditarget surplus beras 81.000 ton. “Target ini kami optimis tercapai, artinya stabilitas pangan di Purbalingga cukup baik. Presiden Soekarno pernah mengatakan, masalah pangan adalah masalah hidup matinya bangsa. Jika pangan tidak tersedia, maka rakyat akan kelaparan, dan keutuhan bangsa terganggu. Kalau pangan bermasalah, maka ketahanan nasional juga akan goncang,” kata Tasdi.
Tasdi berharap para petani nuntuk menanam varietas yang berumur pendek. Petani juga harus menerapkan sapta usaha tani dalam menjalankan budidaya tanaman. “Karena di pulau Jawa lahan pertanian semakin menyempit, maka jalan satu-satunya dengan melakukan intensifikasi dan menerapkan sapta usaha tani,” pinta Tasdi.
Dibagian lain Tasdi juga meminta kepada Bulog untuk menyerap gabah hasil panen petani sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah sesuai Perpres nomor 20 tahun 2017 tentang Pedoman Pembelian Harga Gabah dan Beras petani. “Petani jangan sampai dirugikan dengan hasil panenannya, oleh karenanya Bulog segera membeli gabah petani sesuai yang ditargetkan,” pinta Tasdi.
Sementara itu Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Inf Suhardi menyampaikan apresiasi kepada para petani yang telah bekerja keras dan ikut mendukung kedaulatan pangan. “Ketahanan nasional bisa tercapai jika ada ketahanan pangan. TNI bersama petani akan mewujudkan hal itu, dan TNI siap mendampingi serta mendorong para petani dalam menanam padi,” kata Suhardi. (yit/Hr/th)