PURBALINGGA  – Sehubungan dengan maraknya beberapa orang hilang di berbagai daerah, yang ditenggarai masuk dalam organisasi terlarang. Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo mengajak para alim ulama, tokoh masyarakat dan perkumpulan pengajian (majelis taklim) untuk waspada terhadap gerakan-gerakan yang akan merongrong Pancasila. Masyarakat dihimbau mencermati gerak-gerik orang asing  dilingkungannya, yang mengajak untuk ikut ajaran baru diluar kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh umat Islam.

“Pesan saya kepada para alim ulama, masyarakat dan perkumpulan majelis taklim agar kalau ada orang asing dilingkungan mengajak dan mengajarkan amalan serta berperilaku yang ngeneh-nganehi (diluar kebiasaan) agama yang selama ini dijalani untuk dicermati dan berhati-hati,”pinta Budi Wibowo, saat menyampaikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 Hijiriyah di Pendapa Dipokusumo Selasa malam (12/1) yang diikuti pimpinan FKPD Kabupaten Purbalingga, para pimpinan SKPD, pimpinan BUMD, Camat se-Kabupaten Purbalingga dan  tokoh agama Islam, serta masyarakat.

Dalam sambutan peringatan maulid, yang menghadirkan penceramah KH Adib Zamroni dari Kabupaten Demak, Budi Wibowo juga berpesan, agar apabila masyarakat yang menemukan atau ada warga asing dengan perilaku diluar kewajaran supaya segera melaporkan kepada pihak berwajib. Hal itu penting sebagai upaya pencegahan dini terhadap gangguan sekecil apapun. Masyarakat juga harus proaktif melaporkan ke RT, RW dan kepala desa setempat.

“Pihak RT, RW dan pemerintah desa harus dilapori kalau ada kejadian atau warga asing yang perilakunya nganeh-nganehi, karena saya sudah kecolongan dua anak buah (PNS red), sehingga saya merasa merugi karena harus kehilangan orang-orang yang seharusnya bekerja dengan baik untuk membangun Purbalingga, malah hilang entah kemana,”tuturnya.

Budi menuturkan, ajaran ormas yang menurut MUI dianggap sesat sudah mempengaruhi kedua bawahnnya. Dalam ajarannya, ormas tersebut tidak mewajibkan pengikutnya melakukan sholat wajib lima waktu seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Selain itu, anak-anak mereka juga dilarang untuk menempuh pendidikan (sekolah) serta ajaran sesat lainnya.

Dalam waktu dekat, kata Budi, pihaknya  segera melakukan pendataan seluruh pegawai, hal itu untuk mengecek semua PNS yang ada. Selai itu, pimpinan juga harus mencermati bawahannya, apabila sampai ada pegawainya yang tidak masuk dalamn jangka yang lama tanpa ada keterangan, untuk segera dilaporkan. BUMD dan SKPD lain seperti Kemenag juga diminta melakukan hal yang sama untuk memastikan pegawainya tidak tersangkut jaringan  ormas terlarang tersebut. Sedangkan adanya dua PNS hilang di lingkungannya Pemkab Purbalingga yang menurut informasi ikut dalam organisasi di luar daerah tersebut yang menurut fatwa MUI sesat, sambung Budi, keberadaanya keduanya sampai saat ini belum diketahui. Untuk itu, pihaknya sudah melaporkan dan meminta bantuan dari pihak Polres dan Kodim 0702 Purbalingga agar kedua PNS tersebut masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), supaya segera ditemukan keberadaannya.

Sedangkan KH Adib Zamroni dalam tausiahnya menuturkan, Negara Indonesia merupakan tempat subur tumbuhnya orang-orang atau kelompok masyarakat atau aliran yang menyesatkan umat. Ada bermacam-macam aliran sesat yang pernah ada di Indonesia, seperti ada orang mengaku sebagai nabi baru, mengaku sebagai Tuhan dan lain sebagainya. Dengan iming-iming memperoleh syurga secara instan (cepat) serta tidak mewajibkan mereka untuk beribadah, dengan mudahnya mereka mendapatkan pengikut. Menurut Zamroni, untuk menangkal semua gerakan itu, umat Islam khususnya generasi muda dan anak-anak harus dididik kembali kepada ajaran serta cinta Nabi Muhammad SAW. Karena Rasululloh merupakan nabi penutup zaman.

“Dengan mendidik anak-anak dan generasi muda serta umat untuk cinta dan kembali ke ajaran benar dari Rasululloh, semua itu dapat di tangkal karena rasulluloh merupakan nabi penutup,”ujarnya. (Sukiman)