PURBALINGGA, INFO- Kebijakan pembatasan pergerakan untuk mengurangi persebaran Covid-19 dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan ‘merumahkan’ masyarakat tak terkecuali pada dunia pendidikan. Hal itu mau tidak mau membuat sekolah harus diliburkan karena persebaran virus corona juga bisa disebabkan oleh kontak antar manusia.
Dihubungi melalui pesawat telepon, Minggu malam (22/3/2020) guru bahasa inggris, SMA N 2 Purbalingga Upik Hartati mengungkapkan kelebihan dan kelemahan kelas online atau jarak jauh sebagai konsekuensi di;iburkannya peserta didik. Dia mengatakan, pada awalnya terdapat kendala karena 70% siswa masih harus menyesuaikan dengan perangkat yang digunakan.
“Awalnya kami merasa ada kendala karena 70% siswa harus menyesuaikan dengan perangkat untuk melaksanakan kelas online,” katanya.
Selain itu, kelas online harus ada kesepakatan yang jelas tentang waktu ketika mereka (guru dan murid) melakukan daring sehingga tidak ada yang absen dalam kelas jarak jauh itu. Jika harus dilakukan video conference, dia mengaku harus mempersiapkan dengan matang karena satu siswa dengan yang lain berbeda perangkat kerasnya sehingga harus ada pemakluman tersendiri.
“Kami juga harus membuat kesepakatan yang tidak mudah tentang pertemuan daring ini,” ujarnya.
Namun demikian, dia mengaku senang dengan adanya kelas online ini karena siswa akan terbiasa dengan penggunaan teknologi. Selain itu, siswa akan terbiasa dengan kedisplinan karena kesepakatan telah dibuat dan guru juga bisa memberikan feedback yang komprehensif yang bisa dicermati oleh tiap anak didik.
“Nilali plusnya adalah bisa melatih kedisiplinan dan mereka akan terbiasa dengan teknologi untuk proses belajar,” pungkasnya. (KP-4).