PURBALINGGA –  Pondok Pesantren Minhajut Tholabah Desa Kembangan Kecamatan Bukateja, Purbalingga bersiap menyambut kembali santrinya melaksanakan pembelajaran atau kajian di pondok pesantren. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh pengurus Yayasan dan Gugus Tugas Minhajut Tholabah (Mintol) terkait penyiapan infrastruktur protokol kesehatan sebagaimana dipersyaratkan oleh Kementerian Agama dan Gugus Tugas Pencegahan dan Percepatan Penanganan Covid-19.

“Sebelum kedatangan santri kami telah melakukan berbagai persiapan termasuk pembuatan sarana dan prasarana cuci tangan pakai sabun, merekonstruksi kamar santri serta pengaturan tempat ibadah dan ruang pembelajaran agar sesuai syarat physical distancing,” kata Ketua Pengasuh Pondok Pesantren Minhajut Tholabah, Kyai Ma’ruf Salim yang didampingi Ketua Yayasan Kyai Basyir Fadlulloh saat menerima peninjauan Tim Gugus Tugas Kabupaten Purbalingga yang diketuai Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM bersama sejumlah Forkopimda, Senin (6/7).

Pihaknya berterima kasih kepada tim gugus tugas kabupaten yang cepat merespon permohonan ijin yang diajukan, sehingga proses penerimaan kembali para santri yang terdiri dari 900 santri mukim (menginap) dan 200 santri non mukim dapat segera ditindaklanjuti.

Sementara, dari pemaparan yang dilakukan oleh Ketua Gugus Tugas Mintol, Waryadi diketahui pihaknya telah menyiapkan empat skenario yang harus dilalui para santri dari sebelum menuju ponpes, sebelum masuk area ponpes, masa karantina di pondok serta pasca karantina.

“Para santri yang akan kembali ke Ponpes harus sehat dan membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas setempat. Khusus santri yang berasal dari luar Jawa Tengah wajib melakukan rapid test,” katanya.

Selain itu, lanjut Waryadi, santri wajib membawa peralatan pribadi, membawa masker minimal 3 buah dan hanya diperbolehkan diantar oleh maksimal 2 orang. Nantinya, dalam proses memasuki area pondok juga dilakukan pengaturan sesuai protokol kesehatan.

“Kami juga menerapkan proses karantina selama 14 hari kepada seluruh santri sebelum dilakukan pembelajaran,” tambahnya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyambut baik kesiapan Pondok Pesantren Minhajut Tholabah yang berencana membuka kembali pembelajaran di pondok. Meski demikian tim gugus tugas kabupaten juga membutuhkan data jumlah santri utamanya yang berasal dari luar Jawa Tengah khususnya yang dari zona merah Covid-19.

“Saya menekankan beberapa hal agar proses penerimaan kembali santri dapat dilakukan dengan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk proses karantina selama 14 hari juga harus diawasi secara ketat sehingga setelah karantina dapat dilaksanakan pembelajaran secara aman,” kata Bupati Tiwi.

Hal senada diungkapkan Dandim 0702 Purbalingga Letkol Inf Yudhi Novrizal. Wakil Ketua Gugus Tugas Covid Kabupaten Purbalingga ini juga meminta komitmen seluruh pengasuh dan santri Ponpes Minhajut Tholabah terutama dalam menjalankan protokol kesehatan selama masa karantina 14 hari pertama.

“Pendataan santri baik yang berasal dari Purbalingga maupun luar Purbalingga penting dilakukan untuk mempermudah melakukan penelusuran. Selain itu saran Saya adalah sebelum masuk ke pondok, para santri wajib memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Tiwi juga memberikan bantuan masker dan alat penyemprot desinfektan. Sedangkan BPBD Purbalingga melakukan penyemprotan desinfektan diseluruh kawasan Pondok Pesantren Minhajut Tholabah. (Hr/humaspurbalingga)