Banyaknya barang-barang impor ternyata membuat rasa prihatin tersendiri bagi Bupati Purbalingga, Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si. Barang impor seolah membuat kita menjadi tergantung dengan negara lain, dan tidak mampu mengoptimalkan potensi sendiri.
Heru mencontohkan, negara Indonesia yang notabene sebagai negara agraris saja, masih harus mengimpor beras. Belum lagi, buah-buahan juga banyak yang impor. Buah impor tidak hanya ditemukan di mall, tetapi juga di pinggir-pinggir jalan. “Saya prihatin, negara agraris, tetapi harus mengimpor beras dan buah-buahan,” ujar Heru Sudjatmoko.
Heru mencontohkan, Indonesia saat ini harus mengimpor sekitar 6,2 juta ton gandum per tahunnya. Impor gandum ternyata semakin tahun semakin bertambah. Pola konsumsi masyarakat memang tak bisa dilepaskan dari makanan berbahan gandum, seperti roti. Oleh karenanya, Heru mengajak agar anak-anak kita jangan makan roti berbahan terigu. ”Mungkin kebijakan saya agak kemaki. Sebagai pemimpin, meski pemimpin kecil, paling tidak sekecil apapun himbauan atau kebijakan saya mudah-mudahan ada manfaatnya,” ujar pria kelahiran Purbalingga, 13 Juni 1951 ini.
Heru menyarankan, kalaupun anak-anak kita mengkonsumsi roti, sebaiknya roti yang tidak terbuat dari bahan gandum. Bahan makanan lainnya, sebenarnya banyak dijumpai di masyarakat pedesaan. ”Akan lebih baik jika kita mengkonsumsi makanan yang ada disekitar kita, seperti pisang rebus, kacang rebus dan makanan khas desa lainnya,” ujar alumni S1 di Institut Ilmu Pemerintahan dan S-2 di Magister Administrasi Publik Undip Semarang ini. (prayitno)