PURBALINGGA, HUMAS – Meski terjadi puso dan gagal panen di sejumlah tempat, namun tidak mengakibatkan produksi padi di Purbalingga terganggu. Gagal panen yang dialami petani akibat serangan hama wereng coklat yang menyerang secara spot-spot. Beruntung para petugas lapangan dan kelompok tani sigap dalam melaksanakan pengendalian OPT, sehingga serangan hama tidak meluas ke lahan pertanian lain.
Hingga Agustus 2011, luas serangan yang mengakibatkan gagal panen relatif kecil yakni seluas 61,60 hektar. Serangan hama itu menyebabkan 152 petani petani di wilayah kecamatan Padamara, Kutasari dan Mrebet gagal panen.
Meski ada beberapa petani yang gagal panen, namun tidak berpengaruh terhadap produksi padi di Purbalingga. Bahkan produksi padi Purbalingga periode Januari hingga Agustus mengalami surplus. ”Produksi padi hingga Agustus mencapai 167.421 ton gabah kering giling (GKG) atau 94.711 ton beras. Sedang kebutuhan beras untuk dikonsumsi hanya 50.768 ton. Sehingga surplus 43.943 ton beras,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dintanbunhut) Kabupaten Purbalingga Ir. Lily Purwati di sela-sela panen perdana padi varitas Mira 1 di desa Penican Kecamatn Kemangkon, Rabu (5/10).
Sementara itu, lanjut Lily, perkiraan produksi padi periode September hingga Desember sebanyak 45.157 ton GKG atau 25.545 ton beras. Pada periode ini produksi padi Purbalingga juga mengalami surplus 161 ton beras, karena kebutuhan konsumsi diperkirakan hanya 25.384 ton. ”Dengan demikian selama tahun 2011, kabupaten Purbalingga diperkirakan surplus beras sebanyak 44.104 ton,” tandasnya. (Humas/Hr)