PURBALINGGA, INFO – Partisipasi Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) pada pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi sangat diharapkan dalam menjaga kesinambungan sistem irigasi yang berkelanjutan. P3A didorong agar mampu dalam operasi dan pemeliharaan (OP) jaringan irigasi partisipatif sampai ditahap mandiri nantinya.
OP partisipatif ini diatur oleh Permen PUPR No. 30 PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi (PPSI) Pasal 22 ayat (2) ” kata Pelaksana Soft Komponen SIMURP BBWS SO Imam Bagus Pranata, Rabu (6/7/2022).
Hal ini diketahui pada kegiatan pelatihan peberdayaan P3A, Gabungan P3A (GP3A), dan Induk P3A (IP3A) yang beroprasi di wilayah Daerah Irigasi (DI) Banjarcahyana yang diadakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang di kelola oleh 3 kementerian.
“Project SIMURP dikelola lintas kementerian. Yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR dan Kementerian Dalam Negeri.” tambah Imam.
Imam melanjutkan, kegiatan yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Braling ini adalah upaya penguatan dan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan serta kemandirian P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan pengelolaan system irigasi dalam aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan dengan dasar keberpihakan pada petani.
Staf PPK OP SDA I BBWS Serayu Opak Dian Mahdi Hidayat menambahkan tujuan dari OP partisipatif ini adalah untuk mengoptimalkan efisiensi anggaran pemeliharaan yang teknisnya semakin kompleks. Jenis-jenis pemeliharaan jaringan irigasi yang dapat dilaksanakan secara partisipatif antara lain pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan berkala.
“Dalam SIMURP sendiri aspek partisipatif juga menjadi penting. Penelusuran jaringan dalam proses rehabilitasi nanti misalnya, P3A dilibatkan untuk dapat memberikan masukan loksai mana saja yang nantinya menjadi prioritas perbaikan,” kata Mahdi.
Tujuan projek SIMURP adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan pertanian cerdas iklim, mengurangi resiko gagal panen, mengurangi efek gas rumah kaca, dan meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi (DI). (an/kominfo)