PURBALINGGA, DINKOMINFO – Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Desa Tegalpingen Kecamatan Pengadegan dan Desa Pepedan Kecamatan Karangmoncol diminta dikebut. Pelaksana proyek diminta menyelesaikan pengecoran pondasi jembatan. “Saya minta agar pengecoran pondasi jembatan dilaksanakan secepatnya. September mendatang pengecoran sudah harus selesai. Jangan sampai molor karena di bulan September sudah musim hujan, pengecoran bisa terhambat jika belum selesai,” kata Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM saat meninjau pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut, Senin (22/5).
Bupati juga mengharapkan agar pelaksana proyek bisa membuat tahapan pembangunan sesuai dengan target yang ditetapkan. Menurutnya jembatan tersebut sudah dinantikan oleh warga di dua desa, bahkan warga di dua kecamatan yakni Pengadegan dan Karangmoncol. Jangan sampai pembangunannya terlambat apalagi putus kontrak. “Saya akan pantau terus proses pembangunannya,” tegasnya.
Seperti diketahui proyek pembangunan jalan dan jembatan diatas Sungai Gintung yang menghubungkan Desa Tegalpingen Kecamatan Pengadegan dan Desa Pepedan Kecamatan Karangmoncol dilaksanakan mulai tahun ini. Pembangunan jembatan dengan lebar 7 meter dan panjang 130 meter tersebut mendapatkan alokasi dana Bantuan Gubernur sebesar 28,96 Miliar. “Keberadaan jembatan ini sangat penting karena untuk membuka akses transportasi warga di dua desa tersebut yang selama ini terisolir,” kata bupati.
Kepala Desa (Kades) Tegalpingen Sobirin Hermawan, membenarkan hal tersebut. Diungkapkan, saat ini warganya membutuhkan waktu yang lama untuk menuju pusat kota Purbalingga. Apabila musim kemarau, saat Sungai Gintung kering, warga menuju wilayah lain termasuk kota dengan menyeberangi sungai yang surut. “Namun apabila musim hujan, warga tak berani menyeberang. Mereka harus memutar melewati Kecamatan Rembang sejauh 23 kilometer untuk menuju kota,” ungkapnya.
Kondisi tersebut juga dialami warga Desa Pepedan Kecamatan Karangmoncol. Jika ingin menuju kota Purbalingga mereka juga harus menyeberang Sungai Gintung dan melewati Desa Tegalpingen. Namun saat kondisi hujan, air sungai meluap. Mereka tak berani melintas. Untuk menuju kota mereka harus memutar sekitar 30 kilometer. “Keberadaan jembatan sangat dibutuhkan warga dua desa yang sudah puluhan tahun terisolir,” ujar Kepala Desa (Kades) Pepedan Zahid Zuriatno.
Pelaksana pembangunan jembatan tersebut, Dony Eriawan mengatakan pihaknya akan berupaya agar pada September mendatang proses pengecoran sudah dilaksanakan. Saat ini bahan baku sudah mulai berdatangan dan proses yang sedang berjalan adalah penyiapan lahan untuk pengeboran lokasi pondasi oprit dan pilar yang jumlahnya empat buah. (Hr/tim)