PURBALINGGA INFO – Sebanyak 34 peserta mengikuti pelatihan digital marketing yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM), Rabu (27/9/23). Peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk memahami dasar-dasar digital marketing, strategi pemasaran online, penggunaan media sosial sebagai alat promosi yang efisien dan berbiaya rendah, komunikasi visual dan conten creation, serta bijak dalam bermedia sosial.
Kepala Dinkominfo Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti, menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu upaya penanganan kemiskinan ekstrem di Purbalingga. Dengan peserta pelatihan adalah warga Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar yang masuk dalam lokus desa miskin ekstrem dampingan dari Dinkominfo Purbalingga.
“Kami berharap dengan adanya pelatihan tentang berbagai hal yang terkait dengan digitalisasi, masyarakat Desa Ponjen yang merupakan desa dampingan dari Dinkominfo terkait desa miskin ekstrem nanti akan muncul kecakapan digital sehingga masyarakat semakin bijak dan semakin cerdas dalam memanfaatkan media sosial yang mereka miliki,” katanya.
Jiah Palupi menambahkan kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai di sini. Akan ada berbagai kegiatan pelatihan lainnya yang akan bermanfaat bagi masyarakat Desa Ponjen, sehingga proses pengentasan kemiskinan ekstrem di Desa Ponjen akan berlangsung dengan lebih cepat.
Kepala Desa Ponjen, Romidi, menyambut baik kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Dinkominfo Purbalingga. Dia menyampaikan kegiatan pelatihan terkait dengan dunia digital sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan masyarakat supaya tidak tergerus dalam teknologi.
“Ini perlu ada share kompetensi, share pengetahuan untuk menguasai sehingga tidak tergerus dalam teknologi,” katanya.
Romidi menekankan bahwa dalam era digital saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus cerdas dalam memanfaatkan peluang, salah satunya melalui pemasaran digital.
“Perlu ada pembekalan-pembekalan khusus di mana mereka bisa mempunyai satu profesi, paling tidak ada income masuk, sehingga tidak terjadi pengangguran. Setelah menguasai ilmu bisa mempraktekkan dengan sarana prasarana yang tersedia, sehingga potensi UMKM itu dapat terangkat,” tambahnya.
Salah satu peserta pelatihan, Julia Kamesi, mengutarakan pelatihan seperti ini sangat membantu UMKM maupun konten kreator pemula didesanya agar bisa berkembang.
“Kami harapkan kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan, tidak terhenti cuma sampai di sini. Berikutnya bisa ada pelatihan lagi lebih kepada pelatihan teknis,” ungkapnya. (DHS/Kominfo)