PURBALINGGA INFO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasang alat sensor pemantauan gempa bumi (seismograph). Alat Seismograf digunakan untuk mengukur kekuatan, rentang waktu, arah, dan jarak terjadinya gempa bumi.

Selain untuk riset gempa bumi, Seismograf juga digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mengeksplorasi minyak bumi, menyelidiki kerak bumi, dan memantau aktivitas gunung berapi.  Untuk titik lokasi pemasangan berdasar kajian teknis berada di Dusun Purwodadi, Desa Cendana, Kecamatan Kutasari, Purbalingga.

Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno, mengungkapkan, pihaknya Bersama Tim BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Rabu (18/9) melakukan survey lapangan ke titik lokasi pemasangan alat seismograf.

“Titik lokasi yang terpilih sesuai ketentuan teknis berada di Dusun Purwodadi, Desa Cendana, Kecamatan Kutasari. Titiknya dengan kondisi batuan keras (hard rock) kebetulan berada di bagian lahan milik pemerintah Kabupaten Purbalingga seluas 231.300 meter. Untuk lahan yang akan dipakai hanya sekitar 10 x 10 meter,”kata Prayitno.

Pemilihan titik lokasi, jelas Prayitno, selain dengan menggunakan alat modern, juga harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti lokasi merupakan daerah terbuka yang bebas dari halangan, lokasi sekitar lingkungan pengamatan tidak berubah dalam kurun waktu relatif lama, jarak dari jalan utama ± 100 meter, adanya akses listrik dan internet dan jarak dengan pemukiman / bangunan di sekitarnya ± 30 meter.

Dikatakan Prayitno, pemasangan alat seismograf dilatarbelakangi karena kejadian gempa bumi dan tsunami beruntun melanda beberapa wilayah di Indonesia yang menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat terhadap bahaya gempa bumi dan tsunami serta sebagai upaya mitigasi terhadap bencana tersebut, Pemerintah Pusat melalui Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus berupaya meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi gempa bumi, antara lain dengan memasang sensor pemantauan gempa bumi (seismograph).

“Berdasar pemberitahuan BMKG, setidaknya sampai tahun 2023 telah dipasang alat seismograf sebanyak 438 lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Untuk Purbalingga, menjadi salah satu dari 48 titik se Indonesia yang akan dipasang melalui program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Program (IDRIP). Di Jateng, terpilih tiga titik lokasi masing-masing Sragen, Kabupaten Semarang dan Purbalingga sendiri,”kata Prayitno.

Pembangunan shelter dan pemasangan alat, lanjut Prayitno, akan dimulai pada akhir September 2024 ini.  Izin lokasi juga telah dikeluarkan oleh Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Purbalingga pada Juni 2023. “Untuk sosialisasi kepada warga rencana akan dilaksanakan pekan depan, dan secara teknis BPBD Bersama BMKG sudah berkoordinasi dengan pihak Pemdes Cendana,”pungkas Prayitno. (BPBD Purbalingga)