PURBALINGGA – Keberhasilan Kabupaten Purbalingga menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memberikan andil besar bagi peningkatan IPM Provinsi Jawa Tengah. Hal itu salah satunya disumbangkan dari kinerja tenaga kesehatan Kabupaten Purbalingga dari menurunnya angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan juga angka kematian bayi baru lahir. Diketahui, pada Desember 2017 angka kematian ibu di Purbalingga turun di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah yaitu 88,58/100.000 kelahiran hidup.
“Di Purbalingga tercatat 76/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada angka kematian bayi Purbalingga adalah 8/1000 kelahiran, lebih rendah dari angka Provinsi Jawa Tengah yaitu 8.93/1000 kelahiran,” demikian disampaikan Bupati Purbalingga H. TasdiSH.MM saat memberikan sambutan pada Seminar Kesehatan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Purbalingga di Pendapa Dipokusumo, Minggu (13/05).
Bupati menilai, naiknya IPM Purbalingga dari angka 67.63 menjadi 67.46 atau berhasil naik 0.48 adalah luar biasa, dan tentunya hal ini di raih dari angka harapan hidup masyarakat Purbalingga dari usia 72 tahun menjadi 72.9 tahun. Oleh sebab itu, pelaksanaan seminar yang diselenggarakan IBI menurutnya sangat penting, karena selain mempererat silaturahmi antar bidan agar saling asah asih dan asuh, seminar diharapkan meningkatkan wawasan para bidan sehingga mampu bekerja secara profesional.
“Sesuai misi Kabupaten Purbalingga yaitu menyelenggarakn pemerintahan yang profesional yang tentunya harus didukung oleh aparatur yang profesional pula tidak terkeculai pada bidang kesehatan, baik dokter, perawat maupun bidannya,” kata Bupati.
Bupati menyampaikan, mewujudkan aparatur yang profesional minimal memiliki 3 hal yaitu meningkatkanknowledge, wawasan, selalu dinamis meningkatkan pengetahuannya sesuai profesi, kedua tingkatkan skill/ keterampilan menghadapi kedaruratan/ masalah-masalah pada kehamilan, kelahiran dan juga pasca melahirkan bagi ibu dan bayinya. Ketiga adalah attitude/ perilaku yang baik harus selalu dimiliki bidan profesional dalam mendampingi ibu dan bayinya.
“Bidan adalah profesi mulia pada pengabdian kemanusiaan yaitu bidang reproduksi ibu, saya mohon pengabdian tulus dari para bidan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi pada wanita di Purbalingga, khususnya masalah kehamilan, kelahiran dan juga pasca melahirkan bagi ibu dan bayinya,” katanya.
Bupati menambahkan, tenaga kesehatan, khususnya bidan harus pahami betul isi Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Disitu mengamatkan bahwa pemerintah diberikan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan kesadaran pemeliharaan kesehatan. Selain itu juga amanat pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 0202 tahun 2015 tentang Rencana Strategis tahun 2015-2019.
“Disitu menegaskan bahwa untuk mewujudkan Indonesia sehat ada tiga pilar pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, seluruh tenaga kesehatan dan juga kerjasama yang baik dari masyarakatnya karena harus ada gerakan bersama mewujudkan tiga pilar kesehatan,” kata Bupati.
Tiga pilar tersebut, lanjut Bupati, pertama adalah penerapan paradigma hidup sehat mulai dari manusianya, lingkungannya dan pola hidup bersih msyarakat harus diterapkan dalam rangka prefentif dan profotifnya, tidak hanya terjebak pada kuratifnya saja. Kedua penguatan layanan kesehatan, ditingkatkan dan dikuatkan kualitasnya.Bupati bersyukur, menurut survey angka kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah Purbalingga pada pelayanan publik khususnya layanan kesehatan di rumah sakit termasuk di Puskesmas dan layanan lainnya nilainya 77,86 % atau cukup bagus.
“Pilar ketiga adalah pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN), dan tiga hal itu menjadi priority dalam pembangunan kesehatan pada renstra 2015-2019 dan sudah disahkan oleh Menteri Kesehatan sebagai program kerja tahun 2015-2019, dan Pemkab Purbalingga menerjemahkannya melalui visi misi Purbalingga yaitu mewujudkan masyarakat sejahtera yang pasti mengandung unsur kesehatan karena orang yang sejahtera pasti sehat jasmani, rohani,ekonomi dan situasi,” kata Bupati. (t/humas)