Ribuan masyarakat Purbalingga, Minggu malam (1/9) memutihkan Alun Alun Purbalingga dalam acara bertajuk Masyarakat Purbalingga, TNI dan Polri bershalawat. Kegiatan yang digelar untuk kali kedua di Alun Alun menghadirkan Kyai Karismatik.Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf bersama masjelis taklim Ahbabul Musthofa. Begitu Habib Syech tiba di panggung sebelah timur Alun Alun, ribuan syekher Mania (sebutan bagi penggemar Habib Syech) langsung mengelu-elukan putra almarhum Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf, tokoh alim dan imam masjid jami Assegaf Solo dan memintanya langsung mengumandangkan syair shalawat yang memang dinantinya sejak sore hari.
Setelah meminta syekher mania untuk tertib, shalawatpun mulai dikumandangkan Habib Syech yang didampingi ustad KH. Yahya Al Mutamakhin, Wakil Bupati Drs. Sukento Ridho Marhaendrianto, MM dan para ulama dan pimpinan pondok pesantren di Purbalingga. Terlihat hadir disisi Habib Syech, tamu kehormatan Bupati Kutai Timur Ir. H. Isran Noor, MSi yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Komandan Korem (Danrem) 071/Wk Kolonel Kav. Nugroho Tjendakiarto, SH.
Wakil Bupati Sukento mengaku sempat “kethar – Kethir” (Was Was) karena sang Habib dikabarkan sempat mengalami sakit. Tetapi akhirnya Purbalingga Bershalawat jilid II dapat terlaksana. “Alhamdulillah, akhirnya malam ini Habib Syech bisa hadir kembali bersama masyarakat Purbalingga, para anggota TNI dan Polri, bersenandung shalawat bersama,” katanya saat memberikan sambutan singkat.
Diantara lantunan syair-syair shalawat seperti lagu lama “Padang Bulan”, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf sempat berpesan kepada umat islam agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan. Perbedaan pendapat yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat menurutnya jangan sampai menjadi sumber perpecahan bangsa, apalagi perpecahan diantara umat islam.
“Purbalingga bershalawat dan kegiatan bershalawat lainnya akan mampu mempersatukan perbedaan. Sebagaimana dicontohkan Nabi Alloh Muhammad SAW,” ujar Habib.
Sementara Ustadz Yahya menuturkan, dengan bershalawat mengagungkan Nabi Muhammad, menjadi salah satu bukti cinta kita kepada rosul Allah yang telah terlebih dahulu mencintai umatnya. “Mudah-mudahan, kita bisa memiliki presiden yang cinta shalawat, wakil presiden cinta shalawat, bupati yang suka bershalawat,” katanya.
Menurut ustadz Yahya, ketika para pemimpin kita padai bershalawat dan menjadi pemimpin yang baik, maka dirinya berkeyakinan, para menterinya, pembantu-pembantunya, aparatnya dan seluruh masyarakat Indonesia akan menjadi lebih baik. (Hr)